Capaian itu disusul Malaysia yang mencatatkan investasi sebesar Rp240,47 miliar atau 17,17 persen serta Swiss yang tercatat sebesar Rp152,89 miliar atau 10,92 persen, sehingga total PMA hingga periode itu tercatat sebesar Rp1,4 triliun.
Sementara untuk penanaman modal dalam negeri, ia menyebut tercatat sebesar Rp5,32 triliun dan kredit investasi sebesar Rp2,84 triliun.
“Terkait investasi sektor kelautan dan perikanan Indonesia, data Triwulan III Tahun 2023 mencapai Rp9,56 triliun,” ujarnya.
Lebih lanjut, katanya, berdasarkan bidang usaha, pengolahan ikan menempati urutan pertama investasi sebesar Rp3,65 triliun, disusul budi daya perikanan sebesar Rp2,6 triliun, pemasaran Rp1,95 triliun.
Penangkapan ikan Rp1,18 triliun dan jasa perikanan mencapai Rp186,51 miliar.
Ia mengajak investor untuk berinvestasi pada peluang yang ada di sektor kelautan dan perikanan mulai dari hulu, hilir, pemasaran hingga distribusi produk kelautan perikanan yang meliputi usaha pengolahan rumput laut di Wakatobi, Industri pengolahan udang terintregrasi di Kebumen, Industri pengolahan udang di Cilacap, budi daya rumput laut di Takalar.
Kemudian pembenihan nila salin di Pati, Budidaya dan pasca panen udang vaname di Lampung Timur, budi daya udang di Sumbawa Barat, serta perikanan tangkap terintegrasi dan pengolahannya di Maluku Tengah.
Baca juga: Menteri KKP undang Turki investasi budi daya ikan tuna ke Indonesia
Baca juga: Trenggono undang investor berinvestasi di sektor kelautan perikanan
Baca juga: Menteri KP tawarkan investasi benih lobster ke pemerintah Vietnam
Baca juga: KKP fasilitasi investasi rumput laut di Wakatobi