New York (ANTARA News) - Rafael Nadal merenggut gelar Grand Slam ke-13-nya Selasa pagi WIB ini dalam final Grand Slam ke-18 dia pada satu turnamen besar, untuk mencetak rekor 10 kali juara pada 2013, 60 kali menang dan hanya tiga kali kalah, serta 22 kali menjuarai lapangan keras.
Masih banyak lagi statistik untuk pemain yang 12 bulan lalu mengkhawatirkan karirnya akan berakhir pada usia 26. Senin malam waktu AS itu petenis Spanyol ini berjuang dengan gigih dan sembari menahan sakit pada lututnya.
Perjalanan hidupnya memukau para penggemarnya, termasuk lima juta pengikutnya di Twitter. Juara delapan kali Prancis Terbuka yang juga juara AS Terbuka 2010 ini memiliki kisah jatuh bangun yang menarik sepanjang hidupnya yang dramatis itu.
Petenis yang mulai bermain tenis sejak umur empat tahun itu tampil menawan di lapangan tenis dunia, ditambah sikapnya yang sangat rendah hati.
Bahkan ketika kini dia telah menjadi salah satu olahragawan paling terkenal di dunia sekalipun, Nadal tetap masih merasa harus memperkenalkan dirinya.
Ketika dia tergelincir dikalahkan petenis non unggulan Robin Soderling pada Prancis Terbuka 2009, dia tak mengkambinghitamkan cedera lutut yang dideritanya sewaktu bertanding. Sebaliknya dia memuji lawannya dari Swedia itu dengan mengatakan petenbis itu memang pantas menang.
Dua minggu kemudian, Nadal dengan berurai air mata mundur dari Wimbledon untuk menyerahkan gelar yang dia perjuangkan keras gara-gara cedera.
Lalu, setelah kalah pada babak kedua Wimbledon 2012, dia istirahat tujuh bulan untuk pemulihan cederanya sehingga tak bisa mempertahankan gelar juara Olimpiade, AS Terbuka dan Australia Terbuka.
Wimbledon yang juga dijuarainya pada 2010, menghantuinya kembali tahun ini ketika kalah memalukan pada babak pertama dari petenis Belgia Steve Darcis yang membuatnya diseru untuk mengecualikan turnamen itu di masa mendatang.
Ketika Nadal yang mengalahkan Novak Djokovic dalam empat set pada final AS Terbuka hari ini, menghadapi pengadilan untuk masa depan karirnya, dia menghabiskan waktu bersama keluarga, terutama sang paman Toni yang melatihnya sejak anak-anak, atau pergi memancing dan bermain golf.
Pamannya yang lain, Miguel Angel Nadal, adalah mantan pesepakbola profesional Spanyol yang bermain untuk Barcelona dan timnas Spanyol yang bertanding pada Piala Dunia 2002.
Sukses Senin waktu AS itu memberi Nadal kemenangan ke-60 dalam karirnya, sekaligus kian menggendutkan pundi-pundi perolehan hadiahnya menjadi total 60 juta dolar AS.
Dia kini berselisih empat kali menang dari rekor 17 kali menang yang dipegang Roger Federer dan hanya berselisih satu kemenangan dari catatan 14 kali juara oleh Pete Sampras.
Dia tak memiliki cukup waktu untuk beristirahat karena segera setelah ini dia akan memimpin Spanyol menghadapi tim tamu Ukraina pada Grup Dunia, Piala Davis. Nadal sendiri telah mencetak rekor 20 kali menang dari 21 penampilannya untuk negaranya.
Dia senantiasa memiliki versi benar untuk tenis. Pada 2002, dia memenangi gelar ATP pertamanya di kampung halamannya di Mallorca pada usia 15 tahun 10 bulan, sementara pada 2006 menciptakan rekor di Era Terbuka dengan 62 kali kemenangan melampaui rekor sebelumnya 53 kali yang dicetak Guillermo Vilas pada 1977.
Persaingannya dengan Federer yang dia ungguli dengan rekor menang kalah 21-10, menjadi legenda dan kedua atlet terpatri dalam-dalam di tenis.
Di bawah itu semua, Nadal tak pernah meraih sukses dengan gampang.
"Jika Anda merasa Anda tak bisa meningkat, maka Anda tidak tahu apa-apa soal hidup karena tak ada yang sempurna dalam hidup," kata dia.
Kendati begitu, salah satu pencapaian Nadal tetaplah terlihat begitu sempurna untuk kebanyakan orang, terutama para pria. Pada 2010, dia tampil mengisi video musik bersama bintang pop Kolombia Shakira.
Kisah tentang Rafa Nadal Sang Perkasa
10 September 2013 10:20 WIB
Rafael Nadal (REUTERS/Tony Gentile)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013
Tags: