Dalam panduan manasik haji, tawaf dimaknai sebagai suatu ritual mengelilingi Ka`bah (bangunan suci di Mekkah) atau Baitullah sebanyak tujuh kali sebagai bagian pelaksanaan ibadah haji atau umrah.

Tapi belakangan ini tawaf bisa dimaknai sebagai mengelilingi pusat perbelanjaan di kota Mekkah, seperti Mall Bin Daud dan tawaf di sejumlah mall kawasan Balad, kota Jeddah.

Pengertian tawaf yang dipelencengkan itu mengemuka di stan Ditjen Penelenggara Haji dan Umroh (PHU). Saat itu Ditjen PHU ikut pameran pada perhelatan Seleksi Tilawatil Quran (STQ) nasional XXII, di kota Koba, Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung, 22-30 Agustus 2013.

Saat pemeran, memang, jajaran PHU giat mensosialisasikan perluasan masjidil Haram melalui visual dan membagikan brosur tentang seputar pelaksanaan haji 2013, khususnya terkait dengan pembongkaran Masjidil Haram. Termasuk pemotongan kuota haji Indonesia, mengapa dan dampaknya bagi pelaksanaan ibadah haji Indonesia ke depannya. Buku manasik haji banyak diminati dan cepat habis diminta pengunjung.

Seorang pengunjung, sambil menyaksikan video perluasan masjidil Haram, berceloteh. Katanya, "wah, areal tawaf makin menyempit. Jangan dibikin sulit, justru di Mekkah banyak tempat tawaf lain. Mal bin Daud, kawasan paling top di Mekkah".

Rekannya yang berdiri di sebelah kirinya tertawa terkekeh. Ia pun menimpali, "Sekalian bisa berlatih di Bin Daud berjumroh. Melempar real." Kedua orang itu pun lantas tertawa yang disambut orang sekitarnya. Bin Daud memang dikenal sebagai kawasan favorit bagi warga Indonesia yang tengah melaksanakan ibadah umroh dan haji di Mekkah.

Maklum, saat musim haji dan melaksanakan ibadah umroh, orang Indonesia dikenal sebagai paling hobi berbelanja. Padahal, tidak sedikit di antara warga Indonesia yang menunaikan ibadah haji sekembalinya ke tanah air berbelanja di kawasan pasar Tanah Abang ataupun ke Pondok Gede, sebelah asrama haji, untuk membeli makanan dan barang-barang khas Timur Tengah seperti korma dan lain-lain.

Biasanya, mereka itu berbelanja di kawasan itu punya alasan tersendiri. Antara lain tak sempat atau tidak bisa membawa barang berlebihan dari Saudi karena dibatasi pihak maskapai penerbangan. Agar famili dan teman tak kecewa, jemaah haji yang kembali ke tanah air itu, berbelanja oleh-oleh di Tanah Abang dan Pondok Gede.

Ada juga jemah haji ketika hendak kembali ke tanah air, barang yang berlebihan dikirim melalui kargo. Tapi barang kiriman itu tibanya di tanah air terlalu lama. Bisa sampai satu bulan, meski yang dikirim cuma lima liter air zamzam. Karena itu, ada pula calon jemaah haji yang sebelum berangkat ke tanah suci, lebih dahulu membeli barang asal Saudi di Tanah Abang dengan alasan tak mau direpotkan urusan oleh-oleh agar ibadah hajinya lebih fokus, dan tak tergoda dengan urusan membawa barang merepotkan. Seperti membeli sejadah dan teko kuning yang sebenarnya banyak dijajakan di pasar Tanah Abang atau ke kawasan asrama haji Pondok Gede.


Kompor

Kementerian Agama jauh hari sudah mengeluarkan imbauan bahwa untuk keamanan dan kenyamanan para jamaah, agar tidak membawa barang-barang berbahaya ke pesawat, seperti kompor minyak, gas LPG, korek api, pisau, parang, gunting panjang, hair spray atau parfum dalam tabung semprot.

Bila membawa barang barang elektronika, maka baterainya juga harus dilepas. Garuda Indonesia juga meminta jamaah tidak menerima titipan barang dalam bentuk apa pun dari orang lain untuk dibawa ke dalam pesawat.

"Hal ini perlu diingatkan kembali untuk mencegah dan menghindari adanya perbuatan dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang dapat mengancam keselamatan dan keamanan penerbangan," kata Pujobroto, Vice President Corporate Communications Garuda Indonesia.

Para jamaah juga diharapkan mematuhi ketentuan untuk tidak membawa barang bawaan melebihi berat 32 kilogram saat menuju Jeddah atau Madinah dan kepulangan ke Tanah Air. Ketentuan ini sudah disepakati antara Kementerian Agama dan Garuda Indonesia.

Barang bawaan tersebut terdiri dari satu koper, satu tas tentengan di kabin dan tas paspor. Garuda akan memberikan secara cuma-cuma lima liter air zam-zam kepada setiap jamaah di bandara debarkasi Indonesia.

"Indonesia bagus, Indonesia bagus," demikian celoteh para pedagang di Mekkah, Jeddah dan Madinah untuk menarik animo pembeli jemaah haji dari tanah air. Biasanya, dengan bermodal bahasa Indonesia sedikit, penjual bisa menarik mintat jemaah haji Indonesia baik ketika keluar dari masjidil Haram, Mekkah, maupun Masjid Nabawi di Madinah.

Barang yang dijual pun kebanyakan berkualitas rendah, mudah didapat di pasar Tanah Abang, berupa sejadah, pakaian anak-anak hingga pasmina.

Terkait dengan "tawaf" di pusat perbelanjaan, Direktur Pembinaan Haji yang juga Tim Pengendali Mutu H.Ahmad Kartono, berharap, jemaah lebih memfokuskan kepada urusan ibadah.

Pasalnya, dengan makin sempitnya areal tawaf tentu membuat jemaah akan menguras tenaga lebih besar. Pasalnya, karena jemaah harus berdesak-desakkan. Apalagi beberapa tiang penyangga tempat tawaf darurat bagi jemaah usia lanjut dan pengguna kursi roda - yang dibangun dengan sistem konstruksi knock down itu dapat mengganggu aktivitas jemaah ketika tawaf.

Ini jelas membutuhkan tenaga yang prima pula. Karena itu, Kebugaran dan kesehatan jemaah harus baik, jangan sampai karena berdesakan bisa menabrak tiang. Kehati-hatian perlu dikedepankan. Karena itu, meski memiliki uang cukup, tidak perlu memper banyak tawaf di mall.

Konsentrasikan kemampuan keuangan dan seluruh tenaga untuk ibadah. Memperhatikan kemana harus membayar dam -- lebih baik ke bank Araji -- dan meningkatkan amal sosial harus pula terintegrasi dengan ritual haji. Meraih haji mabrur harus menjadi priorias.

Pemerintah Arab Saudi telah menyiapkan sarana tawaf sementara bagi jamaah lansia dan jamaah pengguna alat bantu seperti kursi roda sehubungan dengan proses pembangunan yang sedang dilakukan di Masjidil Haram.

Pada musim haji 1434 H/2013 M, jumlah jamaah haji Indonesia yang akan berangkat sebanyak 168.800 dengan rincian 155.200 orang untuk haji reguler dan haji khusus 13.600 orang. Ini setelah dilakukan pemotongan kuota sebesar 20 persen dari kebijakan Saudi Arabia akibat dampak perluasan kompleks Masjidil Haram.

Jumlah yang dipotong sebanyak 42.200 dengan perhitungan berdasarkan basis kuota 211.000 orang. Jumlah potongan itu terdiri atas 38.800 haji reguler, dan 3.400 haji khusus. Selain itu, pada musim haji kali ini, Ditjen PHU menyertakan petugas haji non-kloter sebanyak 800 orang dari berbagai instansi.

Kloter pertama jamaah haji Indonesia akan bertolak ke Makkah pada 10 September. Jamaah haji Indonesia akan diberangkatkan melalui 233 kelompok terbang (kloter) dari 10 embarkasi.

Berikut daftar 10 embarkasi tersebut. 1. Aceh (3.175 jamaah, tujuh kloter), 2. Medan (6.663 jamaah, 15 kloter),3. Padang (5.974 jamaah, 16 kloter), 4. Palembang (5.900 jamaah, 17 kloter), 5. Jakarta (17.723 jamaah, 39 kloter), 6. Solo (26.546 jamaah, 71 kloter), 7. Banjarmasin (4.195 jamaah, 13 kloter), 8. Balikpapan (4.284 jamaah, 12 kloter), 9. Makassar (11.997 jamaah, 32 kloter),10. Lombok (3.651 jamaah, 11 kloter).

Para jamaah juga disiapkan menu makanan khusus dalam pesawat yang disesuaikan dengan masing-masing daerah asal embarkasi. Sebagai bentuk pelayanan kepada para calon jamaah haji, maskapai Garuda menyediakan hiburan yang bernuansa Islami selama penerbangan.

Maskapai Garuda Indonesia juga akan menggunakan pesawat yang lebih besar dibandingkan tahun lalu yang hanya memuat 325 orang. Pada 2013 maskapai itu mengerahkan boing 777 dengan muatan 444 Jamaah.

Dirjen PHU Anggito Abimanyu memastikan kondisi Masjidil Haram yang sedang dalam renovasi, aman bagi jamaah haji Indonesia yang lanjut usia dan berkursi roda. Secara umum persiapan akhir penyelenggaraan ibadah haji 1434H di Tanah Suci sudah 95 persen, kecuali pelatihan temus dan amandemen kontrak perumahan. (E001/A011)