Dinkes Garut skrining masyarakat pastikan tidak ada korban keracunan
3 Februari 2024 19:23 WIB
Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan terhadap pasien korban keracunan makanan di Kecamatan Cihurip, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Jumat (2/2/2024). (ANTARA/HO-Dinkes Garut)
Garut (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Garut, Jawa Barat melakukan skrining masyarakat dan mengecek sebaran makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan satu keluarga untuk memastikan tidak ada lagi warga di Kecamatan Cihurip menjadi korban keracunan makanan.
"Kita langsung menelusuri ke lapangan, jangan-jangan ada lagi tambahan," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Asep Surahman saat dihubungi melalui telepon seluler di Garut, Sabtu.
Ia menuturkan tim kesehatan dari Dinkes Garut maupun Puskesmas Cihurip langsung melakukan tindakan cepat dengan terlebih dahulu mengevakuasi dan menangani 14 orang korban keracunan yang merupakan satu keluarga di Kecamatan Cihurip, Jumat (2/2).
Tim kesehatan, kata dia, juga melakukan investigasi menelusuri makanan jenis ceker dan kepala ayam yang diduga menjadi penyebab keracunan satu keluarga, untuk mencari sudah dikonsumsi oleh siapa saja, serta ke mana saja agar bisa mendeteksi dan menangani dengan cepat apabila ada yang sama keracunan.
"Kita ke sana investigasi melacak lagi, jangan-jangan ada kasus tambahan, ternyata hanya dikonsumsi keluarganya, belum dibagikan," kata Asep.
Ia mengatakan hasil pemeriksaan di lapangan bahwa keluarga tersebut sedang menyelenggarakan acara hajatan menjelang pernikahan salah satu anggota keluarganya, kemudian membeli daging ayam yang diberi bonus oleh penjualnya berupa ceker dan kepala ayam.
Selanjutnya daging yang dibeli itu, kata Asep, dimasak lalu dikonsumsi bersama-sama oleh keluarga tersebut, namun menjelang beberapa jam, banyak yang mengeluhkan sakit pusing, mual, muntah, dan diare.
"Kita sudah evakuasi pasien, alhamdulillah tidak ada korban yang meninggal dunia," katanya.
Ia menyampaikan sebanyak 14 korban itu, 10 orangnya harus menjalani perawatan medis di puskesmas dengan cara diberi infusan, sedangkan empat orang lagi hanya diberi obat karena tidak terlalu parah gejalanya.
Namun perkembangan saat ini, kata dia, tinggal dua pasien yang menjalani perawatan medis karena masih merasakan pusing dan mual, sedangkan sisanya sudah diperbolehkan pulang dengan tetap mendapatkan pemantauan tim kesehatan.
"Tinggal dua orang lagi karena lumayan pusingnya masih ada, tapi menceret sama muntahnya sudah berkurang," katanya.
Ia mengatakan selain menangani pasien, dan memastikan tidak ada lagi masyarakat keracunan, selanjutnya tim kesehatan bersama kepolisian, dan unsur aparatur pemerintah setempat melakukan imbauan kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan makanan dan sementara tidak mengkonsumsi makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan.
Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga sudah mengambil sampel makanan yang dikonsumsi pasien, juga muntahannya untuk dilakukan uji laboratorium yang dilakukan di Bandung untuk mengetahui apa yang menjadi penyebab utama keracunan tersebut.
"Sampelnya sudah diambil semuanya dari sebanyak 14 orang, bumbu-bumbu juga kita ambil, termasuk muntahan pasien kita ambil semua untuk uji laboratorium, sudah dikirimkan ke Bandung, hasilnya lima sampai tujuh hari ke depan," katanya.***3***
Baca juga: Puluhan warga Cibeber mendapat perawatan karena keracunan
Baca juga: Pemkab Karawang tunggu Puslabfor tindak Pindo Deli akibatkan keracunan
"Kita langsung menelusuri ke lapangan, jangan-jangan ada lagi tambahan," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Asep Surahman saat dihubungi melalui telepon seluler di Garut, Sabtu.
Ia menuturkan tim kesehatan dari Dinkes Garut maupun Puskesmas Cihurip langsung melakukan tindakan cepat dengan terlebih dahulu mengevakuasi dan menangani 14 orang korban keracunan yang merupakan satu keluarga di Kecamatan Cihurip, Jumat (2/2).
Tim kesehatan, kata dia, juga melakukan investigasi menelusuri makanan jenis ceker dan kepala ayam yang diduga menjadi penyebab keracunan satu keluarga, untuk mencari sudah dikonsumsi oleh siapa saja, serta ke mana saja agar bisa mendeteksi dan menangani dengan cepat apabila ada yang sama keracunan.
"Kita ke sana investigasi melacak lagi, jangan-jangan ada kasus tambahan, ternyata hanya dikonsumsi keluarganya, belum dibagikan," kata Asep.
Ia mengatakan hasil pemeriksaan di lapangan bahwa keluarga tersebut sedang menyelenggarakan acara hajatan menjelang pernikahan salah satu anggota keluarganya, kemudian membeli daging ayam yang diberi bonus oleh penjualnya berupa ceker dan kepala ayam.
Selanjutnya daging yang dibeli itu, kata Asep, dimasak lalu dikonsumsi bersama-sama oleh keluarga tersebut, namun menjelang beberapa jam, banyak yang mengeluhkan sakit pusing, mual, muntah, dan diare.
"Kita sudah evakuasi pasien, alhamdulillah tidak ada korban yang meninggal dunia," katanya.
Ia menyampaikan sebanyak 14 korban itu, 10 orangnya harus menjalani perawatan medis di puskesmas dengan cara diberi infusan, sedangkan empat orang lagi hanya diberi obat karena tidak terlalu parah gejalanya.
Namun perkembangan saat ini, kata dia, tinggal dua pasien yang menjalani perawatan medis karena masih merasakan pusing dan mual, sedangkan sisanya sudah diperbolehkan pulang dengan tetap mendapatkan pemantauan tim kesehatan.
"Tinggal dua orang lagi karena lumayan pusingnya masih ada, tapi menceret sama muntahnya sudah berkurang," katanya.
Ia mengatakan selain menangani pasien, dan memastikan tidak ada lagi masyarakat keracunan, selanjutnya tim kesehatan bersama kepolisian, dan unsur aparatur pemerintah setempat melakukan imbauan kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan makanan dan sementara tidak mengkonsumsi makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan.
Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga sudah mengambil sampel makanan yang dikonsumsi pasien, juga muntahannya untuk dilakukan uji laboratorium yang dilakukan di Bandung untuk mengetahui apa yang menjadi penyebab utama keracunan tersebut.
"Sampelnya sudah diambil semuanya dari sebanyak 14 orang, bumbu-bumbu juga kita ambil, termasuk muntahan pasien kita ambil semua untuk uji laboratorium, sudah dikirimkan ke Bandung, hasilnya lima sampai tujuh hari ke depan," katanya.***3***
Baca juga: Puluhan warga Cibeber mendapat perawatan karena keracunan
Baca juga: Pemkab Karawang tunggu Puslabfor tindak Pindo Deli akibatkan keracunan
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024
Tags: