Makassar (ANTARA News) - Aparat kepolisian masih terus melakukan pencarian dan pengembangan pelaku teror bom molotov yang ditujukan kepada pengusaha dan tokoh Tionghoa asal Makassar, Anton Obey, di rumahnya Jalan Khairil Anwar, Kecamatan Ujungpandang, Makassar.

"Kasus ini akan dikembangkan dan ini sangat mengganggu stabilitas keamanan di Makassar menjelang Pilkada Wali Kota Makassar," kata Kapolda Sulsel Irjen Pol Burhanuddin Andi kepada jurnalis di Makassar, Sabtu.

Menurut dia, aksi teror yang mencoba mengganggu stabilitas keamanan itu harus segera disingkap, dan pelakunya mesti ditangkap. Hal itu terkait dengan berjalannya pesta demokrasi di Makassar dalam hal Pilwali 18 September 2013.

"Motifnya belum diketahui, dan maksudnya apa. Jajaran kepolisian masih melakukan pengembangan dan menyelidiki siapa dalang dan pelaku pelemparan bom molotov itu," katanya.

Saat ditanyai terkait dengan dilepaskannya ketua geng motor `Mappakoe` bernama Nur Ansyari alias Ari Katombo (17), terdakwa kasus pelemparan bom molotov di gereja pada 10 dan 14 Februari 2013 lalu, pihak kepolisian tetap akan melakukan upaya hukum lainnya.

"Masih akan dilakukan upaya hukum lainnya," kata pria berpangkat dua bintang ini

Ari Katombo dibebaskan hakim Pengadilan Negeri Makassar karena belum cukup bukti. Sementara Kejaksaan Negeri Makassar akhirnya mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung (MA) untuk melanjutkan proses hukum.

Sebelumnya, teror bom molotov kembali terjadi dengan sasaran rumah milik pengusaha dan tokoh Tionghoa, Anton Obey, di Jalan Khairil Anwar, Kecamatan Ujungpandang.

Rumah pengusaha ini dilempari bom molotov oleh orang tak dikenal pada pada Senin (2/9) dini hari. Tidak hanya rumah Anton, dua rumah lainnya yakni milik H Abd Rahman Leo serta Cipto di Komplek IDI Jalan Dr Leimena juga menjadi sasaran pelemparan.

Aksi pelemparan bom molotov itu terjadi di waktu yang hampir bersamaan. Hal itu menjadi perhatian warga sekitar. Diketahui dinding rumah H Abd Rahman Leo sampai terbakar sementara botol pecahan bom berserakan di dalam rumah Cipto.

Pengamat politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Hasanuddin Makassar, Aspiannor Masrie, sebelumnya mengatakan, ada dugaan pihak kandidat tertentu mencoba merusak dan menempuh politik hitam dengan rekayasa isu terorisme.
(KR-DF/H-KWR)