Polresta tegaskan Kota Banda Aceh aman dan bebas dari begal
2 Februari 2024 20:28 WIB
Kapolresta Banda Aceh Kombes Pol Fahmi Irwan Ramli saat memberikan keterangan usai berdiskusi dengan para tokoh masyarakat dalam kegiatan Jumat Curhat terkait kenakalan remaja, di Banda Aceh, Jumat (2/2/2024) (ANTARA/Rahmat Fajri)
Banda Aceh (ANTARA) - Kapolresta Banda Aceh Kombes Pol Fahmi Irwan Ramli menegaskan bahwa di wilayah hukum setempat bebas dari begal, yang terjadi selama ini hanya kenakalan remaja.
"Tidak ada begal, yang ada itu kenakalan remaja. Maka, tentu perlu ada solusi bersama untuk menyelesaikan persoalan ini," kata Kombes Pol Fahmi Irwan Ramli, di Banda Aceh, Jumat.
Pernyataan itu disampaikan Kapolresta Banda Aceh dalam pertemuan 'Jum'at Curhat' bersama akademisi serta para tokoh masyarakat di wilayah hukumnya, di Banda Aceh.
Seperti diketahui, dalam beberapa waktu beberapa pekan ini Polresta Banda Aceh mengamankan sejumlah remaja karena terlibat tawuran dan menggunakan senjata tajam. Bahkan, warga menjadi sasaran akibat dari salah target para remaja tersebut.
Fahmi menjelaskan, diskusi tersebut dilaksanakan membahas soal kenakalan remaja yang sedang hangat menjadi pembicaraan di tengah masyarakat Banda Aceh dan Aceh Besar.
"Saya harapkan, dengan pertemuan ini maka kedepannya masyarakat bisa memberikan edukasi dengan baik," ujarnya.
Dirinya mengingatkan masyarakat tidak langsung mengkonsumsi berita-berita yang muncul seperti di media sosial, tetapi harus melakukan konfirmasi informasi terlebih dahulu ke pihak berwenang.
Dalam pertemuan Jumat Curhat hari ini, kata dia, semuanya sepakat bahwa terhadap apa yang terjadi selama ini hanya lah akibat dari kenakalan remaja, bukan begal seperti yang diisukan.
Terhadap kenakalan remaja, lanjut dia, maka perlu dilakukan langkah dan solusi efektif. Pertama adalah peran orang tua mengontrol dan mengawasi anak masing-masing, serta peran dari lingkungan masyarakat.
Solusi lainnya, perlu adanya ruang aktivitas untuk para remaja yang selama ini masih terbatas, sehingga mereka dapat menyalurkan kegiatan dengan secara positif.
"Karena, apabila ruang-ruang ini tidak ada, maka dia akan mencari teman sebanyaknya, dan pada akhirnya terjadi kegiatan menyimpang atau disebut dengan kenakalan remaja," katanya.
Dalam kesempatan ini, Fahmi juga meminta kepada orang-orang yang terpengaruh jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan dan membuat statement yang justru meresahkan masyarakat.
"Karena sebagaimana saya jelaskan di beberapa media, ada perbedaan antara yang diberitakan di media sosial dengan fakta di lapangan maupun data yang kita punya," demikian Kombes Fahmi.
"Tidak ada begal, yang ada itu kenakalan remaja. Maka, tentu perlu ada solusi bersama untuk menyelesaikan persoalan ini," kata Kombes Pol Fahmi Irwan Ramli, di Banda Aceh, Jumat.
Pernyataan itu disampaikan Kapolresta Banda Aceh dalam pertemuan 'Jum'at Curhat' bersama akademisi serta para tokoh masyarakat di wilayah hukumnya, di Banda Aceh.
Seperti diketahui, dalam beberapa waktu beberapa pekan ini Polresta Banda Aceh mengamankan sejumlah remaja karena terlibat tawuran dan menggunakan senjata tajam. Bahkan, warga menjadi sasaran akibat dari salah target para remaja tersebut.
Fahmi menjelaskan, diskusi tersebut dilaksanakan membahas soal kenakalan remaja yang sedang hangat menjadi pembicaraan di tengah masyarakat Banda Aceh dan Aceh Besar.
"Saya harapkan, dengan pertemuan ini maka kedepannya masyarakat bisa memberikan edukasi dengan baik," ujarnya.
Dirinya mengingatkan masyarakat tidak langsung mengkonsumsi berita-berita yang muncul seperti di media sosial, tetapi harus melakukan konfirmasi informasi terlebih dahulu ke pihak berwenang.
Dalam pertemuan Jumat Curhat hari ini, kata dia, semuanya sepakat bahwa terhadap apa yang terjadi selama ini hanya lah akibat dari kenakalan remaja, bukan begal seperti yang diisukan.
Terhadap kenakalan remaja, lanjut dia, maka perlu dilakukan langkah dan solusi efektif. Pertama adalah peran orang tua mengontrol dan mengawasi anak masing-masing, serta peran dari lingkungan masyarakat.
Solusi lainnya, perlu adanya ruang aktivitas untuk para remaja yang selama ini masih terbatas, sehingga mereka dapat menyalurkan kegiatan dengan secara positif.
"Karena, apabila ruang-ruang ini tidak ada, maka dia akan mencari teman sebanyaknya, dan pada akhirnya terjadi kegiatan menyimpang atau disebut dengan kenakalan remaja," katanya.
Dalam kesempatan ini, Fahmi juga meminta kepada orang-orang yang terpengaruh jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan dan membuat statement yang justru meresahkan masyarakat.
"Karena sebagaimana saya jelaskan di beberapa media, ada perbedaan antara yang diberitakan di media sosial dengan fakta di lapangan maupun data yang kita punya," demikian Kombes Fahmi.
Pewarta: Rahmat Fajri
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2024
Tags: