Kementerian ESDM: 89 mahasiswa ikuti kuliah perdana Gerilya Academy
2 Februari 2024 17:48 WIB
Mahasiswa Gerilya Academy mengikuti perkuliahan perdana program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Gerilya Academy Batch 6 secara daring dengan pembicara pertama Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi, Kamis (1/2/2024). ANTARA/HO-Humas Kementerian ESDM.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian ESDM menyebutkan sebanyak 89 mahasiswa terbaik dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia mengikuti kuliah perdana program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Gerilya Academy Batch 6.
"Mereka terpilih setelah menyisihkan 1.620 pendaftar dan menyelesaikan berbagai tahapan seleksi," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Pada Kamis (1/2/2024), para mahasiswa Gerilya Academy tersebut mengikuti perkuliahan perdana secara daring dengan pembicara pertama Agus Cahyono Adi.
Agus yang akrab disapa Aca menyampaikan selamat kepada mahasiswa karena berhasil melewati seleksi yang cukup ketat untuk menjadi bagian dari Gerilya Academy.
"Kalian ini merupakan pemuda-pemudi yang kita harapkan sebagai penerus pelaksana dari program transisi energi ke depan, sebuah aksi untuk menyelamatkan dunia," ujarnya.
Ia pun menyoroti polusi dan emisi yang dihasilkan dari sumber energi konvensional dapat memberikan konsekuensi serius terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat, sehingga diperlukan upaya beralih ke sumber energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan sebagai upaya mitigasi terhadap perubahan iklim.
Aca menjelaskan inisiatif yang diambil oleh pemerintah, industri, dan akademisi untuk mempromosikan penggunaan energi terbarukan dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
"Di sinilah, pentingnya kolaborasi lintas sektoral dalam energi yang bersih dan terjangkau, sekaligus mengurangi emisi sesuai dengan komitmen global untuk mengurangi dampak perubahan iklim," jelasnya.
Melalui Gerilya Academy, lanjutnya, akan disampaikan lebih lanjut melalui perkuliahan lapangan yang setara dengan 20 SKS, sehingga transisi energi dapat terus didorong guna mendukung stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
"Energi baru dan terbarukan (EBT) merupakan prospek yang menjanjikan dan nyata untuk segera dilakukan, karena Indonesia harus secepat mungkin untuk transisi penuh dari energi fosil ke energi baru terbarukan," sebut Aca.
Sementara itu, Director Strategic USAID-Sinar Retno Soebagjo menyampaikan dukungan USAID melalui program Sustainable Energy for Indonesia's Advancing Resilience (USAID-Sinar) dalam program Gerilya Academy sebagai salah satu langkah memperluas layanan energi yang andal dan berkeadilan untuk memajukan pembangunan berkelanjutan dan pertumbuhan ekonomi inklusif.
Pada pertemuan pertama tersebut mahasiswa mendapatkan ulasan terkait overview program Gerilya Academy serta materi terkait regulasi kebijakan energi nasional menuju NZE 2060 yang disampaikan Koordinator Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Ketatausahaan Kementerian ESDM Khoiria Oktaviani, Program Manager Gerilya Bunga Adi Mirayanti, dan Technical Director Program Reza Huseini.
Selama satu bulan mahasiswa akan mendapatkan pembelajaran di kelas sebelum diterjunkan di team based project perusahaan mitra Kementerian ESDM bidang EBT.
Team based project akan berlangsung selama empat bulan, yang mana mahasiswa akan belajar secara komprehensif mengenai proses bisnis industri dan teknologi EBT langsung di lapangan.
Gerilya Academy adalah program Kementerian ESDM berkolaborasi dengan Kampus Merdeka Kemendikbudristek dan didukung USAID-Sinar.
Kegiatan tersebut merupakan program lanjutan dari sebelumnya, yang bernama Gerilya (Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya).
Jika pada batch sebelumnya hanya fokus pada pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), maka pada tahun ini mahasiswa akan mengeksplorasi pengembangan EBT secara lebih luas.
Baca juga: Mahasiswa kenalkan upaya transisi energi melalui pemanfaatan limbah
Baca juga: Ekonom: Elektrifikasi pertanian wujud transisi energi berkeadilan
"Mereka terpilih setelah menyisihkan 1.620 pendaftar dan menyelesaikan berbagai tahapan seleksi," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Pada Kamis (1/2/2024), para mahasiswa Gerilya Academy tersebut mengikuti perkuliahan perdana secara daring dengan pembicara pertama Agus Cahyono Adi.
Agus yang akrab disapa Aca menyampaikan selamat kepada mahasiswa karena berhasil melewati seleksi yang cukup ketat untuk menjadi bagian dari Gerilya Academy.
"Kalian ini merupakan pemuda-pemudi yang kita harapkan sebagai penerus pelaksana dari program transisi energi ke depan, sebuah aksi untuk menyelamatkan dunia," ujarnya.
Ia pun menyoroti polusi dan emisi yang dihasilkan dari sumber energi konvensional dapat memberikan konsekuensi serius terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat, sehingga diperlukan upaya beralih ke sumber energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan sebagai upaya mitigasi terhadap perubahan iklim.
Aca menjelaskan inisiatif yang diambil oleh pemerintah, industri, dan akademisi untuk mempromosikan penggunaan energi terbarukan dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
"Di sinilah, pentingnya kolaborasi lintas sektoral dalam energi yang bersih dan terjangkau, sekaligus mengurangi emisi sesuai dengan komitmen global untuk mengurangi dampak perubahan iklim," jelasnya.
Melalui Gerilya Academy, lanjutnya, akan disampaikan lebih lanjut melalui perkuliahan lapangan yang setara dengan 20 SKS, sehingga transisi energi dapat terus didorong guna mendukung stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
"Energi baru dan terbarukan (EBT) merupakan prospek yang menjanjikan dan nyata untuk segera dilakukan, karena Indonesia harus secepat mungkin untuk transisi penuh dari energi fosil ke energi baru terbarukan," sebut Aca.
Sementara itu, Director Strategic USAID-Sinar Retno Soebagjo menyampaikan dukungan USAID melalui program Sustainable Energy for Indonesia's Advancing Resilience (USAID-Sinar) dalam program Gerilya Academy sebagai salah satu langkah memperluas layanan energi yang andal dan berkeadilan untuk memajukan pembangunan berkelanjutan dan pertumbuhan ekonomi inklusif.
Pada pertemuan pertama tersebut mahasiswa mendapatkan ulasan terkait overview program Gerilya Academy serta materi terkait regulasi kebijakan energi nasional menuju NZE 2060 yang disampaikan Koordinator Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Ketatausahaan Kementerian ESDM Khoiria Oktaviani, Program Manager Gerilya Bunga Adi Mirayanti, dan Technical Director Program Reza Huseini.
Selama satu bulan mahasiswa akan mendapatkan pembelajaran di kelas sebelum diterjunkan di team based project perusahaan mitra Kementerian ESDM bidang EBT.
Team based project akan berlangsung selama empat bulan, yang mana mahasiswa akan belajar secara komprehensif mengenai proses bisnis industri dan teknologi EBT langsung di lapangan.
Gerilya Academy adalah program Kementerian ESDM berkolaborasi dengan Kampus Merdeka Kemendikbudristek dan didukung USAID-Sinar.
Kegiatan tersebut merupakan program lanjutan dari sebelumnya, yang bernama Gerilya (Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya).
Jika pada batch sebelumnya hanya fokus pada pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), maka pada tahun ini mahasiswa akan mengeksplorasi pengembangan EBT secara lebih luas.
Baca juga: Mahasiswa kenalkan upaya transisi energi melalui pemanfaatan limbah
Baca juga: Ekonom: Elektrifikasi pertanian wujud transisi energi berkeadilan
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024
Tags: