KPAI desak pergelaran Miss World dibatalkan
6 September 2013 22:41 WIB
ilustrasi Demo Tolak Miss World Sejumlah simpatisan dari berbagai ormas Islam melakukan aksi menolak kontes Miss World di Bundaran HI, Jakarta, Selasa (3/9). Mereka menolak acara tersebut karena menilai kontes Miss World tidak sesuai syariat Islam dan mengumbar kemaksiatan. (ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo)
Jakarta (ANTARA News) - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendesak agar pergelaran Miss World 2013 di Indonesia pada September ini dibatalkan, karena hanya menonjolkan hedonisme di tengah masyarakat yang hidup dalam kesulitan.
"Batalkan acara Miss Wolrd demi kebersamaan kita sebagai bangsa, serta demi nilai yang jauh lebih luhur dari sekadar mempertahankan gengsi," kata Komisioner Bidang Budaya KPAI Asrorun Niam Sholeh dalam pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Menurut Niam, sangat ironis dan melukai rasa keadilan manakala miliaran rupiah uang dihamburkan untuk pesta pora, sementara masih banyak warga masyarakat yang hidup dalam kesusahan, masih ditemui anak-anak yang terlantar dan kelaparan, putus sekolah, gizi buruk, dan dilanda kesulitan ekonomi.
Dalam situasi seperti ini, kata dia, seharusnya orang yang kaya, yang memiliki kelebihan ekonomi berempati dengan membangun solidaritas sosial pada kelompok masyarakat yang secara ekonomi ada di level bawah.
"Perhelatan ini justru menambah jurang kesenjangan sosial, tidak memiliki sensitivitas sosial sama sekali," kata Ketua Divisi Sosialisasi KPAI itu.
Ia menyebutkan jika kesenjangan sosial dan ekonomi terus dibiarkan, maka akan memicu terjadinya konflik sosial.
Niam juga menyebut ajang Miss World merupakan cermin penjajahan moral bangsa yang didiamkan oleh negara.
"Ini sangat mengancam ketahanan kita sebagai bangsa yang berbudaya, melanggar prinsip perlindungan anak," katanya.
Menurut dia, salah satu hak anak adalah memperoleh jaminan untuk menikmati budaya bangsanya sendiri.
Sementara, Miss World yang merupakan kontes kecantikan yang berbasis fisik dan cenderung eksploitatif terhadap harkat kemanusiaan adalah bentuk invasi budaya impor yang tidak sejalan dengan budaya bangsa Indonesia.
"Saatnya perang semesta melawan penjajahan moral yang dapat mendegradasi moral anak-anak Indonesia. Lindungi anak-anak Indonesia, penuhi hak-hak mereka, dan katakan tidak pada Miss World serta gaya hidup yang tidak sensitif anak," katanya.
(S024/M008)
"Batalkan acara Miss Wolrd demi kebersamaan kita sebagai bangsa, serta demi nilai yang jauh lebih luhur dari sekadar mempertahankan gengsi," kata Komisioner Bidang Budaya KPAI Asrorun Niam Sholeh dalam pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Menurut Niam, sangat ironis dan melukai rasa keadilan manakala miliaran rupiah uang dihamburkan untuk pesta pora, sementara masih banyak warga masyarakat yang hidup dalam kesusahan, masih ditemui anak-anak yang terlantar dan kelaparan, putus sekolah, gizi buruk, dan dilanda kesulitan ekonomi.
Dalam situasi seperti ini, kata dia, seharusnya orang yang kaya, yang memiliki kelebihan ekonomi berempati dengan membangun solidaritas sosial pada kelompok masyarakat yang secara ekonomi ada di level bawah.
"Perhelatan ini justru menambah jurang kesenjangan sosial, tidak memiliki sensitivitas sosial sama sekali," kata Ketua Divisi Sosialisasi KPAI itu.
Ia menyebutkan jika kesenjangan sosial dan ekonomi terus dibiarkan, maka akan memicu terjadinya konflik sosial.
Niam juga menyebut ajang Miss World merupakan cermin penjajahan moral bangsa yang didiamkan oleh negara.
"Ini sangat mengancam ketahanan kita sebagai bangsa yang berbudaya, melanggar prinsip perlindungan anak," katanya.
Menurut dia, salah satu hak anak adalah memperoleh jaminan untuk menikmati budaya bangsanya sendiri.
Sementara, Miss World yang merupakan kontes kecantikan yang berbasis fisik dan cenderung eksploitatif terhadap harkat kemanusiaan adalah bentuk invasi budaya impor yang tidak sejalan dengan budaya bangsa Indonesia.
"Saatnya perang semesta melawan penjajahan moral yang dapat mendegradasi moral anak-anak Indonesia. Lindungi anak-anak Indonesia, penuhi hak-hak mereka, dan katakan tidak pada Miss World serta gaya hidup yang tidak sensitif anak," katanya.
(S024/M008)
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013
Tags: