Bojonegoro (ANTARA News) - Entah apa yang ada dalam benak Parkodok (45), penduduk Desa Plesungan, Kecamatan Kapas, Bojonegoro, Jawa Timur, ketika ia melihat tetangganya Tamsiye (bukan nama sebenarnya) yang sudah tidak muda lagi. Tapi yang pasti, Parkodok yang juga dikenal sebagai preman kampung itu "berani-berani"-nya mencoba untuk meraba-raba dan ingin menggagahi tetangganya itu usianya sudah 80 tahun. Gara-gara perbuatan preman yang beraninya dengan nenek tua ini membuat nenek beranak 12 orang ini harus dilarikan ke RS Sosodoro Djatikoesoemo, Bojonegoro karena mengalami pendarahan alat vitalnya. "Tersangka dikenal sebagai preman kampung, sekarang sedang dalam pengejaran," kata Kapolsek Kec. Kapas, Bojonegro, Jatim, AKP Romhadi, kepada ANTARA News. Sejumlah tetangganya pun turut mengantar sang nenek itu ke rumah sakit, Tamsiye langsung masuk ke ruang perawatan di kamar bersalin di RS Sosodoro Djatikoesoemo. Laswati (40), tetangga korban menyatakan, sebelum kejadian perkosaan, dirinya mengetahui Parkodok berjalan kaki masuk ke rumah korban. Kejadian perkosaan di rumah Tamsiye pada siang hari bolong tersebut, terjadi pukul 14.00 ketika Tamsiye sendirian di rumah. Tamsiye, yang biasanya serumah dengan salah satu anaknya Suntinah (37) saat itu sendirian karena ditinggal bekerja. Selama Parkodok di dalam rumah, Laswati mendengar ada suara orang berbicara. Laswati kemudian mendatangi rumah Tamsiye yang berada di kamar mandi, dan menyaksikan sang nenek yang sedang merintih kesakitan. Di dalam kamar mandi ini Laswati melihat Tamsiye mengalami pendarahan. Menurut pengakuan Tamsiye, sebelum diperkosa dirinya diajak masuk oleh Parkodok dengan alasan akan dipijat. Di dalam kamar Tamsiye langsung dibungkam dan diperkosa. Setelah mengetahui kejadian itu, warga langsung melaporkannya ke Mapolsek Kapas dan polisi langsung melakukan pengejaran. (*)