Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Luar Negeri Pahala Mansury menyatakan harapannya agar kerja sama bilateral antara Indonesia dan Uni Emirat Arab semakin erat dan memberikan dampak signifikan terhadap kedua negara.

“Kami berharap Indonesia-UEA CEPA yang mulai berlaku pada bulan September tahun lalu juga dapat memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap kerja sama ekonomi antara Indonesia dan UEA,” kata Pahala di Jakarta, Kamis.

Wamenlu menyampaikan hal tersebut dalam “UAE-Indonesia Roundtable Discussion” yang diadakan oleh Kedubes Uni Emirat Arab (UEA) di Jakarta.
Baca juga: Jokowi sambut kampus kajian masa depan sumbangan dari UAE

Diketahui bahwa Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia – Uni Emirat Arab (Indonesia-UAE Comprehensive Economic Partnership Agreement/I-UAE CEPA) mulai berlaku sejak 1 September 2023.

Dia menyampaikan bahwa masih ada beberapa sektor potensial lainnya yang diyakini juga akan menunjukkan potensinya untuk dikembangkan, seperti dalam bidang energi.

“Kami menantikan pembicaraan untuk dapat mengembangkan pembangkit listrik Cirata tahap kedua yang diharapkan dapat melipatgandakan kapasitas pembangkit listrik tersebut,” ujar Pahala.
Baca juga: Dubes UAE puji toleransi kehidupan antaragama di Indonesia

Wamenlu melanjutkan, dengan eksplorasi yang sedang dilakukan oleh Mubadala Energy di Blok South Andaman, diharapkan bisa membawa dampak tidak hanya pada sektor energi, tetapi juga pada konektivitas karena di Andaman ada fasilitas gas yang diharapkan bisa diaktifkan kembali.

Selain itu, dia juga berharap Mubadala dan Pertamina tidak hanya berkolaborasi di Indonesia, melainkan juga bisa berkembang di luar Indonesia, seperti di negara-negara Afrika.

“Kami berharap kerja sama ini akan semakin memperkuat kerja sama Indonesia dan UEA dalam ekspansi internasional kedua negara dan juga sebagai bagian dari diplomasi ekonomi kita,” tambah Pahala.
Baca juga: Kembangkan "smart grid", PLN gandeng perusahaan UEA

Dia juga menyampaikan harapannya agar Indonesia dan UEA bisa berkolaborasi dalam industri hilirisasi.

“Jadi nikel, alumina dan aluminium jelas merupakan mineral kritis yang penting dalam transisi energi dunia. Sehingga harapannya kita benar-benar bisa bersinergi untuk bisa mengembangkan pengolahan mineral kritis tersebut,” ujar Wamenlu.

Selain itu, dalam bidang infrastruktur, Wamenlu menyampaikan bahwa dia menantikan tindak lanjut dan realisasi investasi UEA dan kereta api di Bali.

Dalam bidang konektivitas, terdapat juga potensi kerja sama antara Indonesia-UEA untuk hub dan pengembangan Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

“Kami berharap UEA juga dapat memberikan program peningkatan kapasitas untuk meningkatkan kapasitas pekerja Indonesia di sektor-sektor seperti keuangan, energi terbarukan dan industri pertahanan,” kata Pahala.

Baca juga: Presiden Jokowi-Sekjen MHM bahas peran ulama hadapi tantangan global