Peneliti temukan delapan penguasa Mesir Kuno
6 September 2013 12:05 WIB
Patung Nefertiti diperlihatkan saat pratinjau pers untuk pameran "In The Light of amarna" di Museum Neues, Berlin, Jerman, Rabu (5/12), memperingati 100 tahun ditemukannya patung terkenal dari Ratu Mesir kuno Nefertiti. (REUTERS/Michael Sohn/Pool)
Jakarta (ANTARA News) - Temuan tentang kronologi Mesir Kuno menunjukan bahwa negara itu dibentuk lebih cepat dari perkiraan.
Temuan baru mengungkapkan delapan raja dan ratu pertama yang menguasai Mesir adalah Aha, Djer, Djet, Ratu Meneith, Den, Anedjib, Semerkhet, dan Qa'a.
Masa Raja Aha disebut menentukan awal negara Mesir. Penelitian terbaru menunjukkan, dengan kemungkinan 68 persen, ia menjadi raja antara tahun 3111 SM -3045 SM.
Selama ini, transisi Mesir dari komunitas nomaden di sepanjang Sungai Nil menjadi permanen dilihat berdasarkan perubahan artefak tembikar yang ditemukan di berbagai tempat di negeri itu.
Tetapi, runutan waktu itu terbilang cacat karena gaya masing-masing tembikar mungkin bervariasi antar tempat tanpa ada perbedaan waktu.
Untuk membuat kronologi yang baru, arkeolog di University of Oxford mengembangkan analisis komprehensif dari artefak Mesir Kuno yang ada di komputer dan radiokarbon.
Para peneliti berpendapat kenegaraan terjadi antara 200-300 SM lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya, sekitar tahun 3800 SM- 3700 SM. Sebelumnya, hal itu diperkirakan terjadi pada tahun 4000 SM.
Berdasarkan penelitian itu, Raja Djer memerintah pada 3073 SM - 3063 SM, Raja Djet 2989-2941 SM, Ratu Merneith dari 2946-2916 SM, Raja Den 2928-2911 SM, Raja Anedjib 2916-2896 SM, dan Raja Qa'a 2906-2886 SM.
"Kami punya lebih banyak tanggal dari model dan komputer untuk mengungkap kapan sebenarnya hal itu terjadi," kata Michael Dee, arkeolog yang menjadi salah satu penulis, seperti yang diberitakanLive Science.
Tim peneliti menganalisis material organik dari artefak yang diperoleh dari koleksi museum. Sampel itu terdiri dari sisa hewan, kerang, tumbuhan, dan arang.
"Banyak benda itu yang tidak indah, akhirnya disimpan di peti. Tapi itu emas berharga untuk radiocarbon dating," kata Dee.
Untuk melihat usia material, tim mengukur jumlah radioactive carbon-14 di setiap sampel dan menggunakan tingkat peluruh karbon-14 yang telah diketahui untuk menghitung usia.
Penghitungan itu tidak persis dan membuahkan hasil yang mewakili waktu tertentu, biasanya berkisar antara 200-300 tahun. Dengan menaruh tanggal di model komputer, tim mengidentifikasi tumpang tindih periode artefak dan mempersempitnya untuk menghasilkan usia yang lebih tepat.
Hanya sedikit material yang diperlukan untuk analisis, dari 10 miligram untuk tumbuhan hingga 0,5 gram untuk tulang.
Mesir merupakan negara tertua di dunia. Pemukiman lainnya menjadi negara kota, namun Mesir berkembang menjadi negara yang kompleks dan besar, mirip dengan negara modern saat ini, kata Dee.
Temuan baru mengungkapkan delapan raja dan ratu pertama yang menguasai Mesir adalah Aha, Djer, Djet, Ratu Meneith, Den, Anedjib, Semerkhet, dan Qa'a.
Masa Raja Aha disebut menentukan awal negara Mesir. Penelitian terbaru menunjukkan, dengan kemungkinan 68 persen, ia menjadi raja antara tahun 3111 SM -3045 SM.
Selama ini, transisi Mesir dari komunitas nomaden di sepanjang Sungai Nil menjadi permanen dilihat berdasarkan perubahan artefak tembikar yang ditemukan di berbagai tempat di negeri itu.
Tetapi, runutan waktu itu terbilang cacat karena gaya masing-masing tembikar mungkin bervariasi antar tempat tanpa ada perbedaan waktu.
Untuk membuat kronologi yang baru, arkeolog di University of Oxford mengembangkan analisis komprehensif dari artefak Mesir Kuno yang ada di komputer dan radiokarbon.
Para peneliti berpendapat kenegaraan terjadi antara 200-300 SM lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya, sekitar tahun 3800 SM- 3700 SM. Sebelumnya, hal itu diperkirakan terjadi pada tahun 4000 SM.
Berdasarkan penelitian itu, Raja Djer memerintah pada 3073 SM - 3063 SM, Raja Djet 2989-2941 SM, Ratu Merneith dari 2946-2916 SM, Raja Den 2928-2911 SM, Raja Anedjib 2916-2896 SM, dan Raja Qa'a 2906-2886 SM.
"Kami punya lebih banyak tanggal dari model dan komputer untuk mengungkap kapan sebenarnya hal itu terjadi," kata Michael Dee, arkeolog yang menjadi salah satu penulis, seperti yang diberitakanLive Science.
Tim peneliti menganalisis material organik dari artefak yang diperoleh dari koleksi museum. Sampel itu terdiri dari sisa hewan, kerang, tumbuhan, dan arang.
"Banyak benda itu yang tidak indah, akhirnya disimpan di peti. Tapi itu emas berharga untuk radiocarbon dating," kata Dee.
Untuk melihat usia material, tim mengukur jumlah radioactive carbon-14 di setiap sampel dan menggunakan tingkat peluruh karbon-14 yang telah diketahui untuk menghitung usia.
Penghitungan itu tidak persis dan membuahkan hasil yang mewakili waktu tertentu, biasanya berkisar antara 200-300 tahun. Dengan menaruh tanggal di model komputer, tim mengidentifikasi tumpang tindih periode artefak dan mempersempitnya untuk menghasilkan usia yang lebih tepat.
Hanya sedikit material yang diperlukan untuk analisis, dari 10 miligram untuk tumbuhan hingga 0,5 gram untuk tulang.
Mesir merupakan negara tertua di dunia. Pemukiman lainnya menjadi negara kota, namun Mesir berkembang menjadi negara yang kompleks dan besar, mirip dengan negara modern saat ini, kata Dee.
Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013
Tags: