Kemendagri tekankan pentingnya menyusun strategi berbasis data
1 Februari 2024 20:38 WIB
Plh Pusat Strategi Kebijakan Kewilayahan, Kependudukan dan Pelayanan Publik BSKDN Faisal Syarif saat memimpin Rapat Koordinasi Penjaringan Isu Strategis Kewilayahan di Ruang Rapat Pustrajakan KKPP BSKDN, Jakarta, Rabu (31/1/2024). (ANTARA/HO-Puspen Kementerian Dalam Negeri)
Jakarta (ANTARA) - Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menekankan pentingnya penyusunan strategi kebijakan berbasis data.
Plh Pusat Strategi Kebijakan (Pustrajakan) Kewilayahan, Kependudukan dan Pelayanan Publik (KKPP) BSKDN Faisal Syarif menjelaskan upaya mengumpulkan data dapat dimulai dengan mengidentifikasi isu strategis yang ada di daerah termasuk isu yang berkaitan dengan pelayanan publik.
"Kita lakukan identifikasi isu strategis pada seluruh komponen Kemendagri terutama berkaitan dengan substansi bidang kewilayahan, kependudukan hingga pelayan publik, ini untuk memperkaya data bagi rumusan kebijakan yang akan kita teruskan ke pimpinan," kata Faisal dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Dia melanjutkan isu-isu yang sudah diidentifikasi dapat dikembangkan secara lebih mendalam dan dapat dijadikan sebagai data yang memperkuat penyusunan rekomendasi kebijakan.
"Kebijakan yang didasarkan pada data dalam penerapannya akan lebih efektif dan mudah diterima oleh masyarakat," ujarnya.
Sementara itu, Dosen Universitas Terbuka Ngadisah menyebutkan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan kebijakan pelayanan publik di antaranya dapat merespons tuntutan masyarakat akan pelayanan yang cepat dan tepat.
Hal ini sesuai dengan perkembangan teknologi informasi yang ada, dan dapat menjadi solusi atas berbagai permasalahan terkait sosial, politik, ekonomi dan teknologi.
"Setiap penyusunan rekomendasi strategi kebijakan dalam pelayanan publik akan lebih efektif apabila rekomendasi tersebut didukung dengan data yang cukup dan analisis yang mendalam," jelas Ngadisah.
Sejalan dengan itu, Peneliti Ahli Madya Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Herie Saksono mengatakan kerangka kebijakan harus disusun berdasarkan bukti dengan memperhatikan identifikasi masalah, analisis masalah, perumusan kebijakan hingga evaluasi kebijakan.
"Inovasi kebijakan strategis harus sudah mulai dibiasakan di BSKDN, jadi pemikirannya Kemendagri berdasarkan pada data, info, analis yang jelas dan tepat," pungkas Herie.
Baca juga: Kemendagri imbau pemda percepat laporkan IPKD 2022
Baca juga: BSKDN susun program tahun anggaran 2025 untuk perbanyak "mining"data
Plh Pusat Strategi Kebijakan (Pustrajakan) Kewilayahan, Kependudukan dan Pelayanan Publik (KKPP) BSKDN Faisal Syarif menjelaskan upaya mengumpulkan data dapat dimulai dengan mengidentifikasi isu strategis yang ada di daerah termasuk isu yang berkaitan dengan pelayanan publik.
"Kita lakukan identifikasi isu strategis pada seluruh komponen Kemendagri terutama berkaitan dengan substansi bidang kewilayahan, kependudukan hingga pelayan publik, ini untuk memperkaya data bagi rumusan kebijakan yang akan kita teruskan ke pimpinan," kata Faisal dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Dia melanjutkan isu-isu yang sudah diidentifikasi dapat dikembangkan secara lebih mendalam dan dapat dijadikan sebagai data yang memperkuat penyusunan rekomendasi kebijakan.
"Kebijakan yang didasarkan pada data dalam penerapannya akan lebih efektif dan mudah diterima oleh masyarakat," ujarnya.
Sementara itu, Dosen Universitas Terbuka Ngadisah menyebutkan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan kebijakan pelayanan publik di antaranya dapat merespons tuntutan masyarakat akan pelayanan yang cepat dan tepat.
Hal ini sesuai dengan perkembangan teknologi informasi yang ada, dan dapat menjadi solusi atas berbagai permasalahan terkait sosial, politik, ekonomi dan teknologi.
"Setiap penyusunan rekomendasi strategi kebijakan dalam pelayanan publik akan lebih efektif apabila rekomendasi tersebut didukung dengan data yang cukup dan analisis yang mendalam," jelas Ngadisah.
Sejalan dengan itu, Peneliti Ahli Madya Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Herie Saksono mengatakan kerangka kebijakan harus disusun berdasarkan bukti dengan memperhatikan identifikasi masalah, analisis masalah, perumusan kebijakan hingga evaluasi kebijakan.
"Inovasi kebijakan strategis harus sudah mulai dibiasakan di BSKDN, jadi pemikirannya Kemendagri berdasarkan pada data, info, analis yang jelas dan tepat," pungkas Herie.
Baca juga: Kemendagri imbau pemda percepat laporkan IPKD 2022
Baca juga: BSKDN susun program tahun anggaran 2025 untuk perbanyak "mining"data
Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2024
Tags: