Harare (ANTARA News) - Pemburu gelap di taman nasional utama Zimbabwe membunuh 41 gajah dengan cara meracuni kolam tempat hewan itu minum dengan menggunakan bahan kimia mematikan, demikian laporan media setempat pada Kamis (5/9).
Polisi telah menangkap enam tersangka dan khawatir dengan metode berburu mereka yang sangat kejam di Taman Nasional Hwange yang berukuran 14.651 kilometer persegi itu, dapat mengancam kehidupan ratusan hewan sebab racun tersebut mencemari seluruh sistem ekologi.
Dua bangkai gajah yang sudah tak memiliki gading dan "membusuk" telah ditemukan, sementara 17 gading dengan nilai 120.000 dolar AS disita dari para tersangka, kata Chronicle, sebagaimana dilaporkan Xinhua.
Pemerintah masih mencari bangkai gajah lain dan pada saat yang sama merancang rencana untuk mencegah dampak buruk bagi lingkungan hidup.
Zimbabwe, negara tanpa laut di Afrika Selatan yang terletak di antara Sungai Zambezi dan Sungai Limpopo, adalah habitat lebih dari 100.000 gajah dan 700 badak, tapi kelangsungan hidup mereka seringkali terancam oleh perburuan gelap yang merajalela.
Para pejabat memperkirakan 69 gajah dibunuh oleh pemburu gelap di
daerah itu hanya dalam waktu empat bulan, antara Mei dan Agustus tahun
ini.
Kebanyakan wilayah Zimbabwe adalah padang rumput, meskipun bagian timurnya, yang lembab dan bergunung mendukung kehidupan hutan kayu keras tropis yang hidup sepanjang tahun.
Banyak bagian Zimbabwe dulu diselimuti oleh hutan lebat dengan margasatwa yang berlimpah. Penggundulan hutan dan perburuan gelap telah mengikis jumlah satwa liar.
Penggundulan dan kemerosotan lahan hutan, akibat pertumbuhan penduduk, perluasan kota dan kurangnya bahan bakar, menjadi keprihatinan utama dan telah mengakibatkan erosi serta kemerosotan lahan, yang menghapus banyak tanah subur.
Hwange, yang berada di bagian barat-laut negeri tersebut di dekat Botswana, Namibia dan Zambia, adalah salah satu konsentrasi utama gajah di dunia.
Penerjemah: Chaidar Abdullah
Pemburu gelap Zimbabwe bunuh 41 gajah dengan racun
6 September 2013 10:56 WIB
Ilustrasi (FOTO ANTARA/Zian)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013
Tags: