BPS: NTP Sumut konsisten naik sejak Juli 2023
1 Februari 2024 19:10 WIB
Arsip - Petani menanam bibit padi di Desa Pematang Biara, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Minggu (8/1/2023). ANTARA FOTO/Yudi/aww.
Medan (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara menyatakan Nilai Tukar Petani (NTP) Sumut masih konsisten naik sejak Juli 2023 hingga Januari 2024.
"Pada Januari 2024, NTP Sumut 129,16 atau naik 0,09 persen dibandingkan Desember 2023," ujar Kepala BPS Sumut Nurul Hasanudin dalam konferensi pers daring yang diikuti di Medan, Kamis.
Nurul melanjutkan, kenaikan NTP pada Januari 2024 tidak lepas dari meningkatnya indeks harga terima petani (It) 0,39 persen dari bulan sebelumnya menjadi 152,14 akibat semakin mahalnya harga gabah, tomat dan daging babi.
Indeks harga bayar petani (Ib) Januari 2024 juga meninggi 0,19 persen dilihat dari Desember 2023 menjadi 117,79. Ib mendaki lantaran harga beberapa komoditas seperti indeks konsumsi rumah tangga tani, upah pemanenan, upah menuai-memanen dan ongkos angkut.
Bertumbuhnya NTP tersebut dirasakan positif di subsektor peternakan (NTPT) yang naik 0,75 persen menjadi 95,37 persen pada Januari 2024.
Selain NTPT, subsektor tanaman pangan (NTPP) dan hortikultura (NTPH) juga bertambah masing-masing 0,43 persen dan 0,75 persen.
Sementara NTP subsektor lainnya yakni tanaman perkebunan rakyat (NTPR), perikanan (NTNP), nelayan (NTN) dan pembudi daya ikan (NTPi) mengalami penurunan.
Akan tetapi, kenaikan NTP Sumut pada Januari 2024 tidak diikuti oleh Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) yang merupakan indikator kesejahteraan petani tanpa memasukkan faktor inflasi.
Pada Januari 2024, NTUP Sumut turun 0,19 persen menjadi 127, 91. Penurunan itu pertama kali terjadi sejak Juli 2023.
NTUP tersebut naik akibat It serta indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) meningkat. BPPBM pada Januari 2024 tercatat 118,94 atau naik 0,59 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
BPPBM meninggi karena harga komoditas seperti pupuk NPK, pelet, ongkos angkut, upah menuai dan upah pemanenan semakin mahal.
Dari subsektor NTUP-nya, satu-satunya yang mengalami kenaikan adalah peternakan (NTPT) yakni 1,21 persen dibandingkan Desember 2023 menjadi 97,40.
Subsektor lainnya yaitu tanaman pangan (NTPP), hortikultura (NTPH), tanaman perkebunan rakyat (NTPR), perikanan (NTNP), nelayan (NTN) dan pembudi daya ikan (NTPi).
"Pada Januari 2024, NTP Sumut 129,16 atau naik 0,09 persen dibandingkan Desember 2023," ujar Kepala BPS Sumut Nurul Hasanudin dalam konferensi pers daring yang diikuti di Medan, Kamis.
Nurul melanjutkan, kenaikan NTP pada Januari 2024 tidak lepas dari meningkatnya indeks harga terima petani (It) 0,39 persen dari bulan sebelumnya menjadi 152,14 akibat semakin mahalnya harga gabah, tomat dan daging babi.
Indeks harga bayar petani (Ib) Januari 2024 juga meninggi 0,19 persen dilihat dari Desember 2023 menjadi 117,79. Ib mendaki lantaran harga beberapa komoditas seperti indeks konsumsi rumah tangga tani, upah pemanenan, upah menuai-memanen dan ongkos angkut.
Bertumbuhnya NTP tersebut dirasakan positif di subsektor peternakan (NTPT) yang naik 0,75 persen menjadi 95,37 persen pada Januari 2024.
Selain NTPT, subsektor tanaman pangan (NTPP) dan hortikultura (NTPH) juga bertambah masing-masing 0,43 persen dan 0,75 persen.
Sementara NTP subsektor lainnya yakni tanaman perkebunan rakyat (NTPR), perikanan (NTNP), nelayan (NTN) dan pembudi daya ikan (NTPi) mengalami penurunan.
Akan tetapi, kenaikan NTP Sumut pada Januari 2024 tidak diikuti oleh Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) yang merupakan indikator kesejahteraan petani tanpa memasukkan faktor inflasi.
Pada Januari 2024, NTUP Sumut turun 0,19 persen menjadi 127, 91. Penurunan itu pertama kali terjadi sejak Juli 2023.
NTUP tersebut naik akibat It serta indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) meningkat. BPPBM pada Januari 2024 tercatat 118,94 atau naik 0,59 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
BPPBM meninggi karena harga komoditas seperti pupuk NPK, pelet, ongkos angkut, upah menuai dan upah pemanenan semakin mahal.
Dari subsektor NTUP-nya, satu-satunya yang mengalami kenaikan adalah peternakan (NTPT) yakni 1,21 persen dibandingkan Desember 2023 menjadi 97,40.
Subsektor lainnya yaitu tanaman pangan (NTPP), hortikultura (NTPH), tanaman perkebunan rakyat (NTPR), perikanan (NTNP), nelayan (NTN) dan pembudi daya ikan (NTPi).
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024
Tags: