Psikolog ruang konseling di Rumah Dandelion ini mengatakan dampak negatif dari anak yang jarang mendapatkan waktu berkualitas (quality time) bersama orang tua adalah kesejahteraan akan rasa aman dan psikologis nya akan berpengaruh.
Secara piramida kebutuhan, ketika anak sudah mendapatkan kebutuhan dasar yang terpenuhi, anak juga perlu memiliki rasa aman dan rasa dicintai agar aktualisasi dan kepercayaan diri bisa berkembang.
Jika tidak terpenuhi makan tugas perkembangan lainnya akan terdampak baik kognitif maupun psikologisnya.
"Jadi selain memikirkan apa yang harus dia capai di usianya maka kita isi dulu dengan kelekatan dan koneksinya dulu, kalau itu nggak terbangun tugas perkembangan nya akan makin sulit, bisa mempengaruhi baik perkembangan sosial, kognitif, kesehatan mental dan pencapaian akademisnya berdampak," kata Orissa.
Ia menyarankan meskipun orang tua memiliki sedikit waktu di rumah karena keharusan bekerja, setidaknya luangkan waktu bersama anak paling sedikit 15 menit.
Jadikan waktu yang sempit tersebut untuk fokus pada anak tidak hanya selalu dengan instruksi namun dengan mengobrol dan menatap mata anak bisa jadi waktu yang optimal untuk membangun koneksi anak dan orang tua.
Dengan mengajak anak mengobrol, frekuensi sentuhannya akan lebih banyak dibandingkan bermain, dan secara otomatis akan lebih ada muatan emosional karena orang tua bisa menyentuh anak dengan cara memeluk atau sambil mengusap kepala.
Baca juga: Ciri utama stunting dapat terjadi sejak awal masa kandungan
Baca juga: Dokter: Orang tua tak perlu takut alergi saat beri MPASI pada anak
Baca juga: Aktivitas panjat tali turut bantu tumbuh kembang anak