Menaker nilai gerakan 1.000 pengusaha mengajar tingkatkan kualitas SDM
31 Januari 2024 15:35 WIB
Menaker Ida Fauziyah (keempat kiri) pada acara Kick Off Pengusaha Mengajar Tahun 2024 di SMK Mitra Industri MM2100 Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (31/1/2024). ANTARA/HO-Kemnaker/aa.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah menilai gerakan 1.000 Pengusaha Mengajar yang diinisiasi APINDO merupakan kontribusi nyata dari para pelaku usaha dalam menyiapkan dan meningkatkan kualitas SDM, khususnya yang akan masuk ke pasar kerja.
"Atas nama pemerintah, kami menyampaikan apresiasi, penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pengusaha yang terlibat dalam program ini dan APINDO, serta seluruh pihak yang memiliki kepedulian terhadap kualitas SDM tenaga kerja," ujar Menaker dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Pada acara Kick Off Pengusaha Mengajar Tahun 2024 di SMK Mitra Industri MM2100 Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Menaker mengatakan, hingga kini masih banyak persoalan yang berkaitan dengan kualitas SDM atau tenaga kerja, di antaranya pada sisi suplay yaitu melalui pendidikan atau pelatihan yang dianggap tidak terjadi link and match ketenagakerjaan.
"Permasalahan link and match dapat dikatakan permasalahan klasik yang selalu hadir dalam dinamika ketenagakerjaan," katanya.
Jika dibedah lebih dalam lagi, ia menambahkan, persoalan link and match tidak hanya dapat dilihat dari kualitas lulusan lembaga pendidikan atau pelatihan, tetapi harus dilakukan analisis yang lebih komprehensif.
Menurutnya, belum meratanya kualitas pendidikan atau pelatihan disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya kurangnya tenaga pengajar instruktur dan pelatih baik dari aspek jumlah maupun kompetensi, kurangnya fasilitas sarana dan prasarana yang memadai, maupun kondisi geografis yang dapat menghambat akses seseorang untuk mendapatkan pendidikan atau pelatihan yang berkualitas.
"Faktor-faktor itu semua pada akhirnya bermuara pada ketidaksesuaian antara lulusan pendidikan atau pelatihan dengan ekspektasi dari para pelaku usaha atau tidak link and match, sementara dampak dari ketidaksesuaian tersebut adalah terjadinya pengangguran," ucapnya.
Oleh karena itu, ia berharap melalui gerakan 1.000 pengusaha mengajar ini dapat semakin mengakselerasi dan mengefektifkan link and match.
"Gerakan pengusaha mengajar ini adalah salah satu cara memperkecil mis match karena pengusaha yang tahu kebutuhannya. Dia memberikan insight kepada gurunya, fasilitatornya, dan mungkin siswanya secara langsung, sehingga benar-benar terjadi link and match," ucapnya.
Baca juga: Menaker: Kurang dari 8 persen perusahaan yang beri pelatihan
Baca juga: Menaker sebut transformasi BLK kurangi kesenjangan keterampilan
Baca juga: Menaker: Kolaborasi, integrasi dan sinergi elemen ketenagakerjaan
"Atas nama pemerintah, kami menyampaikan apresiasi, penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pengusaha yang terlibat dalam program ini dan APINDO, serta seluruh pihak yang memiliki kepedulian terhadap kualitas SDM tenaga kerja," ujar Menaker dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Pada acara Kick Off Pengusaha Mengajar Tahun 2024 di SMK Mitra Industri MM2100 Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Menaker mengatakan, hingga kini masih banyak persoalan yang berkaitan dengan kualitas SDM atau tenaga kerja, di antaranya pada sisi suplay yaitu melalui pendidikan atau pelatihan yang dianggap tidak terjadi link and match ketenagakerjaan.
"Permasalahan link and match dapat dikatakan permasalahan klasik yang selalu hadir dalam dinamika ketenagakerjaan," katanya.
Jika dibedah lebih dalam lagi, ia menambahkan, persoalan link and match tidak hanya dapat dilihat dari kualitas lulusan lembaga pendidikan atau pelatihan, tetapi harus dilakukan analisis yang lebih komprehensif.
Menurutnya, belum meratanya kualitas pendidikan atau pelatihan disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya kurangnya tenaga pengajar instruktur dan pelatih baik dari aspek jumlah maupun kompetensi, kurangnya fasilitas sarana dan prasarana yang memadai, maupun kondisi geografis yang dapat menghambat akses seseorang untuk mendapatkan pendidikan atau pelatihan yang berkualitas.
"Faktor-faktor itu semua pada akhirnya bermuara pada ketidaksesuaian antara lulusan pendidikan atau pelatihan dengan ekspektasi dari para pelaku usaha atau tidak link and match, sementara dampak dari ketidaksesuaian tersebut adalah terjadinya pengangguran," ucapnya.
Oleh karena itu, ia berharap melalui gerakan 1.000 pengusaha mengajar ini dapat semakin mengakselerasi dan mengefektifkan link and match.
"Gerakan pengusaha mengajar ini adalah salah satu cara memperkecil mis match karena pengusaha yang tahu kebutuhannya. Dia memberikan insight kepada gurunya, fasilitatornya, dan mungkin siswanya secara langsung, sehingga benar-benar terjadi link and match," ucapnya.
Baca juga: Menaker: Kurang dari 8 persen perusahaan yang beri pelatihan
Baca juga: Menaker sebut transformasi BLK kurangi kesenjangan keterampilan
Baca juga: Menaker: Kolaborasi, integrasi dan sinergi elemen ketenagakerjaan
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2024
Tags: