Brussels (ANTARA) - Produk Domestik Bruto (PDB) zona euro dan Uni Eropa (EU) tetap stabil pada kuartal keempat (Q4) 2023 jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, menurut data awal yang dirilis pada Selasa (30/1) oleh Eurostat.
Pada 2023, untuk zona euro maupun EU, jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, perekonomian tumbuh sebesar 0,1 persen pada Q1, tumbuh 0,1 persen lagi pada Q2, kemudian turun 0,1 persen pada Q3, sebelum menjadi stabil pada Q4.
Di antara negara-negara anggota EU yang memberikan data untuk perkiraan awal, negara-negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi meliputi Portugal dengan pertumbuhan PDB sebesar 0,8 persen dibandingkan kuartal sebelumnya, Spanyol dengan pertumbuhan PDB sebesar 0,6 persen, serta Belgia dan Latvia dengan pertumbuhan PDB masing-masing sebesar 0,4 persen.
Sementara itu, pertumbuhan negatif tercatat di Irlandia dengan pertumbuhan PDB sebesar -0,7 persen dibandingkan kuartal sebelumnya, serta di Jerman dan Lithuania sebesar -0,3 persen.
Di antara perekonomian-perekonomian utama Eropa, Jerman mencatat pertumbuhan negatif sebesar -0,3 persen pada Q4 2023, bergulat dengan lemahnya permintaan barang global. Industri berat mengalami tekanan dari kenaikan harga energi, ungkap Colijn.
Baik EU maupun zona euro akan mencatat pertumbuhan tahunan sebesar 0,5 persen untuk PDB, menurut perkiraan awal.
Bert Colijn, ekonom senior Zona Euro di ING, mengatakan, "Resesi teknis telah berhasil dihindari di zona euro."
Menyusul dorongan pembukaan kembali pasca-COVID-19, sejak akhir 2022 perekonomian zona euro telah memasuki fase lemah dan stagnan, katanya.
Di antara perekonomian-perekonomian utama Eropa, Jerman mencatat pertumbuhan negatif sebesar -0,3 persen pada Q4 2023, bergulat dengan lemahnya permintaan barang global. Industri berat mengalami tekanan dari kenaikan harga energi, ungkap Colijn.
"PDB tetap stabil di Prancis, sementara perekonomian-perekonomian di Eropa selatan memimpin dalam hal pertumbuhan dan merupakan pendorong utama dalam menghindari resesi teknis. Spanyol, Portugal, dan Italia masing-masing mencatat pertumbuhan sebesar 0,6, 0,8 dan 0,2 persen," ujar Colijn.
Perekonomian Eropa dirugikan oleh ketidakmampuan upah riil untuk mengimbangi inflasi, yang menyebabkan melemahnya konsumsi. Industri juga terdampak oleh krisis energi.
Perekonomian zona euro stagnan pada Q4 2023
31 Januari 2024 15:12 WIB
Arsip - Orang-orang berjalan melewati sebuah toko di Brussels, Belgia, pada 5 Januari 2024. (Xinhua/Zhao Dingzhe)
Pewarta: Xinhua
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2024
Tags: