DJBC: Neraca perdagangan Sulsel masih surplus hingga bulan ke-47
30 Januari 2024 23:34 WIB
Kepala Seksi Penerimaan dan Pengelolaan Data Kanwil DJBC Sulbagsel Stefanus Palinggi saat rilis perkembangan Kinerja APBN Anging Mammiri Sulsel 2023 di Makassar, Selasa (30/1/2024). ANTARA/Muh Hasanuddin.
Makassar (ANTARA) - Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel) mencatat hingga Desember 2023 neraca perdagangan ekspor dan impor Sulawesi Selatan (Sulsel) masih tetap surplus, yakni sekitar 1,18 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara dengan Rp18,5 triliun lebih (kurs Rp15.700).
Kepala Seksi Penerimaan dan Pengelolaan Data Kanwil DJBC Sulbagsel Stefanus Palinggi di Makassar Selasa mengatakan, Sulsel masih tetap konsisten dalam mempertahankan surplus perdagangan dari 2019 hingga 2024, atau hingga bulan ke-47.
"Jadi Sulsel berhasil mempertahankan konsistensinya dalam neraca perdagangan. Sulsel sudah surplus hingga ke bulan 47 atau dari sebelum pandemi hingga selesai pandemi COVID-19," katanya.
Ia menjelaskan, surplus Sulsel setiap bulan dalam neraca perdagangan, karena komoditas andalan provinsi ini setiap bulannya selalu mencatat angka ekspor yang cukup signifikan.
Bahkan untuk komoditas nikel, setiap bulan selalu menyumbang lebih dari 50 persen dari seluruh komoditas, sehingga mampu menyumbang devisa bagi negara.
Stefanus menyebutkan, untuk komoditas mate-nikel pada perdagangan 2023 mencatat nilai perdagangan sebesar 1,2 miliar dolar AS atau secara persentase 57,36 persen dari total perdagangan.
Kemudian di urutan kedua untuk komoditas ekspor yang menjadi andalan Sulsel yakni fero-nikel dengan mencatat nilai perdagangan 308,13 juta dolar AS atau 14,34 persen, diikuti rumput laut dengan nilai transaksi 196,77 juta dolar AS (9,16 persen), karaginan sebesar 83,32 juta dolar AS atau sekitar 3,88 persen, serta semen sebesar 63,41 juta dolar AS atau 2,95 persen.
"Di tahun 2023 itu ada lima komoditas yang menjadi unggulan Sulsel dalam transaksi ekspor. Kelimanya memberikan andil besar dalam neraca perdagangan. Kelimanya itu nickel matte, fero-nikel, hasil laut, karaginan, dan semen," katanya pula.
Adapun yang menjadi negara tujuan ekspor Sulsel yakni Jepang, China, Australia, Amerika Serikat, dan Taiwan.
Kepala Seksi Penerimaan dan Pengelolaan Data Kanwil DJBC Sulbagsel Stefanus Palinggi di Makassar Selasa mengatakan, Sulsel masih tetap konsisten dalam mempertahankan surplus perdagangan dari 2019 hingga 2024, atau hingga bulan ke-47.
"Jadi Sulsel berhasil mempertahankan konsistensinya dalam neraca perdagangan. Sulsel sudah surplus hingga ke bulan 47 atau dari sebelum pandemi hingga selesai pandemi COVID-19," katanya.
Ia menjelaskan, surplus Sulsel setiap bulan dalam neraca perdagangan, karena komoditas andalan provinsi ini setiap bulannya selalu mencatat angka ekspor yang cukup signifikan.
Bahkan untuk komoditas nikel, setiap bulan selalu menyumbang lebih dari 50 persen dari seluruh komoditas, sehingga mampu menyumbang devisa bagi negara.
Stefanus menyebutkan, untuk komoditas mate-nikel pada perdagangan 2023 mencatat nilai perdagangan sebesar 1,2 miliar dolar AS atau secara persentase 57,36 persen dari total perdagangan.
Kemudian di urutan kedua untuk komoditas ekspor yang menjadi andalan Sulsel yakni fero-nikel dengan mencatat nilai perdagangan 308,13 juta dolar AS atau 14,34 persen, diikuti rumput laut dengan nilai transaksi 196,77 juta dolar AS (9,16 persen), karaginan sebesar 83,32 juta dolar AS atau sekitar 3,88 persen, serta semen sebesar 63,41 juta dolar AS atau 2,95 persen.
"Di tahun 2023 itu ada lima komoditas yang menjadi unggulan Sulsel dalam transaksi ekspor. Kelimanya memberikan andil besar dalam neraca perdagangan. Kelimanya itu nickel matte, fero-nikel, hasil laut, karaginan, dan semen," katanya pula.
Adapun yang menjadi negara tujuan ekspor Sulsel yakni Jepang, China, Australia, Amerika Serikat, dan Taiwan.
Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2024
Tags: