Liga 1 Indonesia
Pelatih PSIS anggap Bruno Moreira pemain berbahaya
30 Januari 2024 22:14 WIB
Pemain Persebaya Surabaya Bruno Moreira (kanan) berebut bola dengan pemain PSIS Semarang Gali Freitas (kiri) saat pertandingan Liga 1 Indonesia di Stadion GBT Surabaya, Selasa (30/1/2024). ANTARA/Rizal Hanafi
Surabaya (ANTARA) - Pelatih Kepala PSIS Semarang Gilbert Agius menganggap Bruno Moreira sebagai pemain paling berbahaya yang dimiliki Persebaya.
"Menurut saya, Bruno Moreira pemain yang paling berbahaya di Persebaya," ucap pelatih asal Malta tersebut, saat konferensi pers usai pertandingan di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya, Selasa. Selain itu, menurut Gilbert, Persebaya juga memiliki pelatih dan harapan baru untuk dapat memenangkan pertandingan melawan anak asuhnya.
"Sebelum pertandingan saya sudah bilang ke semua pemain, kalau Persebaya mempunyai pelatih baru dan harapan baru, jadi akan sulit untuk menghadapi mereka," katanya.
Gilbert menjelaskan, berbagai cara sudah dilakukan untuk mengubah hasil pertandingan, namun strategi Persebaya di babak kedua yang menempatkan Pualo Henrique untuk menempel di pemainnya Lucas Gama Moreira atau Lucao, dinilai sangat menyulitkan.
"Strategi yang dilakukan Persebaya dengan menyuruh Paulo Henrique untuk menempel Lucao itu menyulitkan bagi anak-anak, karena kami butuh menyerang secara intensif," kata pelatih kelahiran Februari 1974 itu.
Persebaya, kata dia, merupakan tim yang kuat, terorganisir dan diuntungkan dengan bermain di kandang karena punya basis suporter besar.
"Jadi itu tidak mudah bagi kami. Jadi saya pikir 1-1 adalah hasil yang adil dan poin bagus bagi kami untuk tetap berada di peringkat empat," ujarnya.
Sementara itu, pemain asing PSIS asal Jepang Taise Marukawa menilai pemain belakang Persebaya yakni Arief Catur bermain bagus pada pertandingan yang berakhir 1-1 tersebut.
"Dia bermain bagus, sulit untuk berhadapan dengan dia hari ini," kata pemain yang pernah berseragam Persebaya itu.
"Menurut saya, Bruno Moreira pemain yang paling berbahaya di Persebaya," ucap pelatih asal Malta tersebut, saat konferensi pers usai pertandingan di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya, Selasa. Selain itu, menurut Gilbert, Persebaya juga memiliki pelatih dan harapan baru untuk dapat memenangkan pertandingan melawan anak asuhnya.
"Sebelum pertandingan saya sudah bilang ke semua pemain, kalau Persebaya mempunyai pelatih baru dan harapan baru, jadi akan sulit untuk menghadapi mereka," katanya.
Gilbert menjelaskan, berbagai cara sudah dilakukan untuk mengubah hasil pertandingan, namun strategi Persebaya di babak kedua yang menempatkan Pualo Henrique untuk menempel di pemainnya Lucas Gama Moreira atau Lucao, dinilai sangat menyulitkan.
"Strategi yang dilakukan Persebaya dengan menyuruh Paulo Henrique untuk menempel Lucao itu menyulitkan bagi anak-anak, karena kami butuh menyerang secara intensif," kata pelatih kelahiran Februari 1974 itu.
Persebaya, kata dia, merupakan tim yang kuat, terorganisir dan diuntungkan dengan bermain di kandang karena punya basis suporter besar.
"Jadi itu tidak mudah bagi kami. Jadi saya pikir 1-1 adalah hasil yang adil dan poin bagus bagi kami untuk tetap berada di peringkat empat," ujarnya.
Sementara itu, pemain asing PSIS asal Jepang Taise Marukawa menilai pemain belakang Persebaya yakni Arief Catur bermain bagus pada pertandingan yang berakhir 1-1 tersebut.
"Dia bermain bagus, sulit untuk berhadapan dengan dia hari ini," kata pemain yang pernah berseragam Persebaya itu.
Pewarta: Indra Setiawan/Naufal
Editor: Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2024
Tags: