Pelindo insiasi pengembangan program taksi air di Benoa Bali
30 Januari 2024 20:59 WIB
Pelindo Sub Regional 3 Bali dan Nusa Tenggara menginisiasi pengembangan taksi air di kawasan Bali Marine Tourism Hub (BMTH) Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali, Selasa (30/1/2024) ANTARA/HO-Pelindo Benoa Denpasar
Denpasar (ANTARA) - PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Sub Regional 3 Bali dan Nusa Tenggara menginisiasi pengembangan taksi air di kawasan Bali Marine Tourism Hub (BMTH) Pelabuhan Benoa, Denpasar, untuk mendukung wisata bahari di tiga desa sekitar.
“Program itu juga diharapkan mampu memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat, pelaku bisnis pariwisata, nelayan, pemandu wisata maupun pemilik UMKM lokal,” kata Kepala Pelindo Sub Regional 3 Bali dan Nusa Tenggara Fariz Hariyoso di Denpasar, Selasa.
Ia menjelaskan nantinya program taksi air atau bertajuk Water Taxi Bali Marine itu menggunakan perahu nelayan yang sudah ada, menghubungkan kawasan BMTH dengan tiga desa yakni Desa Pedungan, Tanjung Benoa, dan Serangan.
Pihaknya mengharapkan program itu tidak hanya membuka lapangan pekerjaan baru, tapi juga geliat pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di tiga desa itu dan berpotensi berkembang di wilayah lainnya untuk masa mendatang.
“Pengembangan program water taxi Bali marine itu merupakan bentuk tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) Pelindo yang memberikan nilai antara perusahaan dan masyarakat,” imbuhnya.
Untuk memperluas pemahaman program itu, BUMN tersebut mengadakan diskusi (FGD) dengan Dinas Perhubungan, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Pariwisata, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) di tingkat Provinsi Bali, Kota Denpasar dan Kabupaten Badung.
Selain itu, juga dihadiri Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Benoa, Pelindo, Distrik Navigasi, desa adat perwakilan kelompok nelayan dan instansi terkait lainnya.
Sementara itu, Bendesa (Kepala) Desa Adat Serangan Made mengapresiasi program Pelindo yang menyasar pengembangan potensi wisata bahari dan wisata lokal sehingga perputaran ekonomi di tiga desa tersebut bisa optimal.
“Tugas kami saat ini memastikan potensi wisata bahari dan wisata lokal di desa kami bisa menangkap peluang tersebut dan ekonomi di desa kami bisa berjalan dengan optimal,” kata Made Sedana.
Di sisi lain, pengembangan taksi air itu membutuhkan dukungan khususnya terkait keselamatan dan alur keamanan di sekitar alur pelabuhan.
Kepala Bagian Distrik Navigasi Pelabuhan Benoa Aris mengatakan pihaknya akan mendampingi dan membantu alur nelayan, navigasi dan komunikasi di kawasan pengembangan program taksi air itu.
“Tim kami membantu dan berkolaborasi di lapangan,” katanya.
Program taksi air itu tidak hanya memberikan pengalaman baru bagi wisatawan dengan menikmati keindahan alam Bali dari atas air, tapi juga menjadi solusi transportasi wisata antardesa melalui jalur laut.
Pelindo Sub Regional 3 Bali dan Nusa Tenggara mengharapkan taksi air dapat beroperasi secara komersial pada pertengahan 2026.
Baca juga: Pelindo gandeng nelayan di Benoa Bali kembangkan taksi air
Baca juga: Pelindo kenalkan destinasi di Buleleng Bali untuk turis kapal pesiar
Baca juga: 52 kapal pesiar masuk daftar sandar 2024 di Pelabuhan Benoa Bali
“Program itu juga diharapkan mampu memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat, pelaku bisnis pariwisata, nelayan, pemandu wisata maupun pemilik UMKM lokal,” kata Kepala Pelindo Sub Regional 3 Bali dan Nusa Tenggara Fariz Hariyoso di Denpasar, Selasa.
Ia menjelaskan nantinya program taksi air atau bertajuk Water Taxi Bali Marine itu menggunakan perahu nelayan yang sudah ada, menghubungkan kawasan BMTH dengan tiga desa yakni Desa Pedungan, Tanjung Benoa, dan Serangan.
Pihaknya mengharapkan program itu tidak hanya membuka lapangan pekerjaan baru, tapi juga geliat pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di tiga desa itu dan berpotensi berkembang di wilayah lainnya untuk masa mendatang.
“Pengembangan program water taxi Bali marine itu merupakan bentuk tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) Pelindo yang memberikan nilai antara perusahaan dan masyarakat,” imbuhnya.
Untuk memperluas pemahaman program itu, BUMN tersebut mengadakan diskusi (FGD) dengan Dinas Perhubungan, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Pariwisata, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) di tingkat Provinsi Bali, Kota Denpasar dan Kabupaten Badung.
Selain itu, juga dihadiri Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Benoa, Pelindo, Distrik Navigasi, desa adat perwakilan kelompok nelayan dan instansi terkait lainnya.
Sementara itu, Bendesa (Kepala) Desa Adat Serangan Made mengapresiasi program Pelindo yang menyasar pengembangan potensi wisata bahari dan wisata lokal sehingga perputaran ekonomi di tiga desa tersebut bisa optimal.
“Tugas kami saat ini memastikan potensi wisata bahari dan wisata lokal di desa kami bisa menangkap peluang tersebut dan ekonomi di desa kami bisa berjalan dengan optimal,” kata Made Sedana.
Di sisi lain, pengembangan taksi air itu membutuhkan dukungan khususnya terkait keselamatan dan alur keamanan di sekitar alur pelabuhan.
Kepala Bagian Distrik Navigasi Pelabuhan Benoa Aris mengatakan pihaknya akan mendampingi dan membantu alur nelayan, navigasi dan komunikasi di kawasan pengembangan program taksi air itu.
“Tim kami membantu dan berkolaborasi di lapangan,” katanya.
Program taksi air itu tidak hanya memberikan pengalaman baru bagi wisatawan dengan menikmati keindahan alam Bali dari atas air, tapi juga menjadi solusi transportasi wisata antardesa melalui jalur laut.
Pelindo Sub Regional 3 Bali dan Nusa Tenggara mengharapkan taksi air dapat beroperasi secara komersial pada pertengahan 2026.
Baca juga: Pelindo gandeng nelayan di Benoa Bali kembangkan taksi air
Baca juga: Pelindo kenalkan destinasi di Buleleng Bali untuk turis kapal pesiar
Baca juga: 52 kapal pesiar masuk daftar sandar 2024 di Pelabuhan Benoa Bali
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024
Tags: