Jakarta (ANTARA) - Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dari Rumah Sakit Pusat Jantung Nasional Harapan Kita Jakarta Mira Fauziah menyampaikan pentingnya mewaspadai faktor risiko gagal jantung pada masa kehamilan.

Dalam acara diskusi mengenai gagal jantung pada masa kehamilan yang diikuti secara daring dari Jakarta, Selasa, dia menyampaikan bahwa perempuan berpeluang mengalami gagal jantung semasa hamil.

"Untuk ibu, untuk semua perempuan, terutama yang usia produktif, jadi yang namanya gagal jantung pada kehamilan itu nyata adanya. Fakta ya, bukan hoaks," katanya.

Menurut dia, kondisi gagal jantung pada masa kehamilan atau Peripartum Cardiomyopathy (PPCM) bisa terjadi pada trimester dua sampai lima kehamilan, ditandai dengan melemahnya denyut jantung selama periode tersebut.

Ia mengatakan bahwa PPCM dapat membahayakan ibu dan janin dalam kandungannya. Semasa hamil, jantung ibu memompa darah ke janin dan seluruh tubuh, sehingga beban kerjanya meningkat.

"Kalau misalnya terbebani, memompa darahnya jadi tidak adekuat, tidak optimal. Jadinya darah yang seharusnya dipompakan ke seluruh tubuh, jadinya berkumpul, salah satunya di paru," kata Mira.

"Pada saat pompa jantungnya masih bagus-bagus saja, pekerjaan itu ringan buat seorang ibu, bisa diimbangi dengan baik, walaupun ada perubahan di tubuhnya ibu, di kerja jantungnya ibu, tapi bisa. Tetapi, pada saat ada penurunan, pada saat tertentu, pada satu kondisi tertentu, udah enggak sanggup lagi jantungnya," ia menjelaskan.

Mira menyebutkan beberapa faktor risiko gagal jantung pada masa kehamilan, antara lain hipertensi, diabetes, obesitas, serta kebiasaan merokok sebelum atau semasa hamil.

Di samping itu, ia melanjutkan, usia kehamilan yang terlalu muda atau terlalu tua, kehamilan kembar, serta peningkatan tekanan darah dan kelebihan protein dalam urine atau preeklamsia juga meningkatkan risiko terjadinya gagal jantung pada ibu hamil.

Mira mengatakan bahwa kemungkinan terjadinya gagal jantung pada masa kehamilan dapat ditekan dengan merencanakan kehamilan secara matang serta memastikan kondisi tubuh prima dengan menerapkan pola hidup sehat.

"Jangan sampai hipertensi, jaga makanan dengan makan makanan yang rendah garam. Terus, jangan sampai obesitas, jangan sampai diabetes. Jaga makanannya, pola makan sehat, yang rendah lemak, rendah garam, dan juga gula yang tidak berlebihan," tuturnya.

Baca juga:
Kemenkes ingatkan para suami untuk dampingi istri semasa hamil
Ibu hamil perlu waspadai faktor keturunan stroke dalam keluarga