Ketua Parlemen Iran peringatkan AS soal Suriah
4 September 2013 13:44 WIB
Pengunjuk rasa pengikut kelompok Muslim Syiah Al-Houthi atau Ansarullah, membawa poser Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam aksi demo menentang serangan potensial terhadap pemerintah Suriah di Sanaa, Jumat (30/8). (REUTERS/Khaled Abdullah)
Teheran (ANTARA News) - Ketua Parlemen Iran Ali Larijani memperingatkan Amerika Serikat dan sekutunya, bahwa krisis di Suriah akan menyebar ke seluruh kawasan jika invasi militer dilancarkan terhadap negara itu.
"Salah satu masalah kawasan adalah bahwa Amerika menciptakan kekacauan tetapi tidak mampu mengendalikan, dan jika Suriah diserang secara militer, tren yang sama akan terulang di negeri ini," kata Larijani dalam satu forum di kota utara Noshahr, Provinsi Mazandaran, Selasa.
Dia menggarisbawahi perlunya penyelesaian politik krisis Suriah, dan memperingatkan, "masalah-masalah di Suriah akan menyebar dengan tindakan militer," demikian laporan FNA.
Amerika Serikat dan negara-negara barat lainnya telah menerapkan retorika perang melawan Suriah atas tuduhan bahwa pemerintah Suriah berada di balik serangan senjata kimia baru-baru ini di dekat Damaskus.
Seruan untuk serangan militer meningkat setelah pemberontak yang beroperasi di dalam wilayah Suriah dan oposisi Suriah yang didukung asing mengklaim, pada 21 Agustus ratusan orang tewas dalam serangan senjata kimia pasukan pemerintah terhadap markas pemberontak di wilayah pinggiran Damaskus Ain Tarma, Zamalka dan Jobar.
Pemerintah Suriah telah membantah keras klaim tersebut dan justru menuduh bahwa pemberontak lah pelaku serangan senjata kimia yang diperkirakan menewaskan sekitar 1.300 orang.
Penerjemah: Askan Krisna
"Salah satu masalah kawasan adalah bahwa Amerika menciptakan kekacauan tetapi tidak mampu mengendalikan, dan jika Suriah diserang secara militer, tren yang sama akan terulang di negeri ini," kata Larijani dalam satu forum di kota utara Noshahr, Provinsi Mazandaran, Selasa.
Dia menggarisbawahi perlunya penyelesaian politik krisis Suriah, dan memperingatkan, "masalah-masalah di Suriah akan menyebar dengan tindakan militer," demikian laporan FNA.
Amerika Serikat dan negara-negara barat lainnya telah menerapkan retorika perang melawan Suriah atas tuduhan bahwa pemerintah Suriah berada di balik serangan senjata kimia baru-baru ini di dekat Damaskus.
Seruan untuk serangan militer meningkat setelah pemberontak yang beroperasi di dalam wilayah Suriah dan oposisi Suriah yang didukung asing mengklaim, pada 21 Agustus ratusan orang tewas dalam serangan senjata kimia pasukan pemerintah terhadap markas pemberontak di wilayah pinggiran Damaskus Ain Tarma, Zamalka dan Jobar.
Pemerintah Suriah telah membantah keras klaim tersebut dan justru menuduh bahwa pemberontak lah pelaku serangan senjata kimia yang diperkirakan menewaskan sekitar 1.300 orang.
Penerjemah: Askan Krisna
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013
Tags: