Badan Pangan Nasional impor beras untuk cadangan pangan
30 Januari 2024 12:41 WIB
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo saat meninjau gudang Bulog Pajangan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Selasa (30/1/2024) (ANTARA/Hery Sidik)
Bantul (ANTARA) - Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo mengatakan pemerintah telah melakukan impor beras untuk cadangan pangan salah satunya yang disimpan di Gudang Bulog Pajangan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Kalau ini di sini (Bulog Bantul) hari ini stoknya pahit sekali, tetapi harus kita lakukan importasi, ini dari Myanmar sekitar 600 ribu ton, kemudian dari Thailand sekitar 500 ribu ton," kata Arief usai mendampingi Presiden Jokowi meninjau stok di gudang Bulog Bantul, Selasa.
Dengan demikian, kata dia, stok beras di gudang Bulog Pajangan Bantul yang mencapai sekitar 1,1 juta ton tersebut diakui memang merupakan keputusan pahit.
"Tetapi harus kita kerjakan, supaya tetap pemerintah, masyarakat memiliki pasokan pangan, utamanya beras," katanya.
Dia mengatakan, sedangkan untuk angka stok beras secara nasional sekarang ini mencapai 1,4 juta ton, dan stok tersebut terus menerus masuk.
"Tapi kita mau pastikan saat panen raya nanti kita stop impor, jadi ini hanya untuk cadangan pemerintah setelah itu kita stop, kenapa?, karena biasanya kalau panen raya harga mulai turun, sedang perintah Pak Presiden harga di petani harus baik," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, Presiden Jokowi sekarang ini meminta untuk impor untuk cadangan pangan, tetapi saat panen raya harga padi di tingkat petani harus baik.
"Harga harus dijaga di tingkat petani, sehingga seluruh petani ini 'willing' (bersedia) untuk menanam, jagung harganya baik, padi harganya baik, sehingga nilai tukar petani naik, BPS kemarin sudah merilis angkanya 114 persen, ini salah satu yang terbaik," katanya.
Baca juga: Presiden Jokowi: Bantuan pangan pemerintah merupakan beras premium
Baca juga: Bapanas deraskan stok CBP sebagai pengganjal jelang panen raya
"Kalau ini di sini (Bulog Bantul) hari ini stoknya pahit sekali, tetapi harus kita lakukan importasi, ini dari Myanmar sekitar 600 ribu ton, kemudian dari Thailand sekitar 500 ribu ton," kata Arief usai mendampingi Presiden Jokowi meninjau stok di gudang Bulog Bantul, Selasa.
Dengan demikian, kata dia, stok beras di gudang Bulog Pajangan Bantul yang mencapai sekitar 1,1 juta ton tersebut diakui memang merupakan keputusan pahit.
"Tetapi harus kita kerjakan, supaya tetap pemerintah, masyarakat memiliki pasokan pangan, utamanya beras," katanya.
Dia mengatakan, sedangkan untuk angka stok beras secara nasional sekarang ini mencapai 1,4 juta ton, dan stok tersebut terus menerus masuk.
"Tapi kita mau pastikan saat panen raya nanti kita stop impor, jadi ini hanya untuk cadangan pemerintah setelah itu kita stop, kenapa?, karena biasanya kalau panen raya harga mulai turun, sedang perintah Pak Presiden harga di petani harus baik," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, Presiden Jokowi sekarang ini meminta untuk impor untuk cadangan pangan, tetapi saat panen raya harga padi di tingkat petani harus baik.
"Harga harus dijaga di tingkat petani, sehingga seluruh petani ini 'willing' (bersedia) untuk menanam, jagung harganya baik, padi harganya baik, sehingga nilai tukar petani naik, BPS kemarin sudah merilis angkanya 114 persen, ini salah satu yang terbaik," katanya.
Baca juga: Presiden Jokowi: Bantuan pangan pemerintah merupakan beras premium
Baca juga: Bapanas deraskan stok CBP sebagai pengganjal jelang panen raya
Pewarta: Hery Sidik
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024
Tags: