Pemerintah terbitkan sukuk negara Rp1,06 triliun
4 September 2013 03:52 WIB
Ilustrasi calon investor berkonsultasi tentang sukuk negara ritel seri 004 (SR-004) di gerai Bahana Securities, Jakarta, Senin (12/3). Penerbitan SR004 akan dilakukan pada 21 Maret 2012 dan jatuh tempo 21 September 2015 dengan nominal per unit Rp1 juta, sementara hingga akhir pekan lalu pemesanan sukuk SR 004 sudah mencapai 75 persen dari target penjualan sukuk SR 004. (FOTO ANTARA/Rosa Panggabean)
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah akan menerbitkan sukuk atau surat berharga syariah negara (SBSN) sebesar Rp1,06 triliun pada 5 September 2013 untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2013.
Keterangan tertulis Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan yang diterima di Jakarta, Rabu, menyebutkan jumlah tersebut merupakan dana yang diserap dalam lelang empat seri SBSN pada 3 September 2013 dimana penawaran yang masuk mencapai Rp9,31 triliun.
Dana sebesar Rp1,06 triliun itu berasal dari dua seri SBSN yaitu seri SPN-S04032014 dan seri PBS005. Sementara untuk seri PBS001 dan PBS004 tidak ada yang dimenangkan.
Jumlah dimenangkan sebesar Rp1,06 triliun itu lebih rendah dari target indikatif yang ditetapkan sebelumnya sebesar Rp1,5 triliun.
Jumlah dimenangkan untuk seri SPN-S04032014 sebesar Rp700 miliar dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,72 persen, tingkat imbalan secara diskonto dan akan jatuh tempo 4 Maret 2014. Penawaran yang masuk untuk seri ini sebesar Rp8,77 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 6,69 persen dan tertinggi 7,75 persen.
Jumlah dimenangkan untuk seri PBS005 sebesar Rp355 miliar dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 9,44 persen, tingkat imbalan 6,75 persen dan akan jatuh tempo 15 April 2043. Penawaran yang masuk untuk seri ini sebesar Rp414 miliar dengan imbal hasil terendah masuk 9,38 persen dan tertinggi 11,50 persen.
Sementara itu penawaran yang masuk untuk seri PBS001 sebesar Rp107 miliar dengan imbal hasil terendah masuk 8,25 persen dan tertinggi 9,75 persen. Sedangkan untuk seri PBS004, penawaran yang masuk Rp14 miliar dengan imbal hasil terendah masuk 9,25 persen dan tertinggi 9,75 persen.
Keterangan tertulis Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan yang diterima di Jakarta, Rabu, menyebutkan jumlah tersebut merupakan dana yang diserap dalam lelang empat seri SBSN pada 3 September 2013 dimana penawaran yang masuk mencapai Rp9,31 triliun.
Dana sebesar Rp1,06 triliun itu berasal dari dua seri SBSN yaitu seri SPN-S04032014 dan seri PBS005. Sementara untuk seri PBS001 dan PBS004 tidak ada yang dimenangkan.
Jumlah dimenangkan sebesar Rp1,06 triliun itu lebih rendah dari target indikatif yang ditetapkan sebelumnya sebesar Rp1,5 triliun.
Jumlah dimenangkan untuk seri SPN-S04032014 sebesar Rp700 miliar dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,72 persen, tingkat imbalan secara diskonto dan akan jatuh tempo 4 Maret 2014. Penawaran yang masuk untuk seri ini sebesar Rp8,77 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 6,69 persen dan tertinggi 7,75 persen.
Jumlah dimenangkan untuk seri PBS005 sebesar Rp355 miliar dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 9,44 persen, tingkat imbalan 6,75 persen dan akan jatuh tempo 15 April 2043. Penawaran yang masuk untuk seri ini sebesar Rp414 miliar dengan imbal hasil terendah masuk 9,38 persen dan tertinggi 11,50 persen.
Sementara itu penawaran yang masuk untuk seri PBS001 sebesar Rp107 miliar dengan imbal hasil terendah masuk 8,25 persen dan tertinggi 9,75 persen. Sedangkan untuk seri PBS004, penawaran yang masuk Rp14 miliar dengan imbal hasil terendah masuk 9,25 persen dan tertinggi 9,75 persen.
Pewarta: Agus Salim
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013
Tags: