"Satu kematian pun terlalu banyak," kata Direktur Jenderal IOM Amy Pope, menegaskan.
Pope mengatakan catatan terbaru mengenai kematian dan migran yang hilang tersebut merupakan pengingat bahwa pendekatan komprehensif yang mencakup jalur yang aman dan teratur adalah satu-satunya solusi yang akan menguntungkan para migran dan negara.
Ia menggarisbawahi bahwa pendekatan komprehensif itu merupakan pilar strategis utama bagi IOM --badan Perserikatan Bangsa-Bangsa urusan migrasi.
"Jumlah total (mereka yang tewas atau hilang) dua kali lebih tinggi dibandingkan angka pada periode yang sama pada 2023, tahun paling mematikan bagi migran di Laut Eropa sejak 2016," kata IOM melalui pernyataan.
Pernyataan itu menyebutkan bahwa Pope menghadiri Konferensi Italia-Afrika di Roma, Italia, untuk membahas solusi yang bertujuan melindungi migran ketika jumlah orang yang diperkirakan meninggal atau hilang sedang meningkat.
Menurut Proyek Para Migran yang Hilang, yang dijalankan IOM, jumlah migran yang tewas dan hilang setiap tahun di seluruh kawasan Mediterania terus meningkat dari 2.048 orang pada 2021 menjadi 2.411 (2022).
Angka itu melonjak jadi 3.041 sampai akhir 2023.
Sumber: Anadolu
Baca juga: 41 migran tewas dalam peristiwa kapal karam di Mediterania
Baca juga: Sedikitnya 19 migran Afrika tewas setelah kapal mereka karam