Jakarta (ANTARA News) - Menteri BUMN Dahlan Iskan mengunjungi perusahaan pembuat pesawat Boeing, di Seattle, Amerika Serikat, untuk meningkatkan kerja sama dengan PT Dirgantara Indonesia (Persero) termasuk memperkuat posisi tawar maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia.

"Pak Dahlan mendapat undangan kehormatan dari pihak Boeing. Tiba di Seattle Minggu malam (1/9), dan direncanakan kembali ke Tanah Air pada Minggu malam (8/9)," kata Abdul Azis, Staf Khusus Menteri BUMN, melalui pesan singkatnya kepada Antara, di Jakarta, Selasa malam.

Menurut Azis, dalam kunjungan tersebut Dahlan meninjau langsung fasilitas pabrikan Boeing, mulai dari pembuatan disain, perakitan dan penjualan pesawat jet komersial hingga perawatan yang berhubungan dengan produk dan pelatihan untuk pelanggan di seluruh dunia.

Meski demikian Azis tidak merinci lebih lanjut kunjungan mantan Dirut PT PLN ini ke perusahaan yang didirikan pada tahun 1916 ini.

Ia hanya menjelaskan bahwa Indonesia memiliki hubungan baik dengan Boeing, sejalan dengan kerja sama dengan PT Dirgantara Indonesia termasuk dengan Garuda Indonesia yang banyak memesan dan menggunakan pesawat jenis Boeing.

Berdasarkan catatan, pada September 2012 Boeing menandatangani perjanjian kesepakatan atau Memorandum of Agreement (MOA) dengan Pemerintah Indonesia mencakup beberapa bidang seperti membantu Indonesia melakukan pengembangan industri penerbangan dan kedirgantaraan, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, termasuk penyempurnaan peraturan dan peningkatan keselamatan penerbangan.

Sebelumnya Dahlan Iskan mengatakan, PT Dirgantara Indonesia saat ini mencatatkan sejarah baru sebagai perusahaan yang paling sibuk.

"Sekarang ini PT DI sangat sibuk dan paling sibuk. Dalam tiga tahun terakhir mampu membuat 65 helikopter dan ke depan akan membuat pesawat jenis C-295 yang saat ini masih dirakit di Spanyol oleh orang-orang Indonesia," ujar Dahlan.

Menurut Dahlan, Dirgantara Indonesia selain memproduksi pesawat buatan sendiri, juga sibuk memproduksi suku cadang pesawat terbang yang dipesan sejumlah perusahaan asing.
(R017/B012)