Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Persatuan Perusahaan Kosmetika Indonesia (Perkosmi) Nuning S Barwa mengatakan pasar ekspor kosmetik Indonesia terbuka lebar.

"Produk-produk kita halal, jadi ekspor ke negara-negara Arab sangat terbuka," kata Nuning S Barwa di sela-sela Pameran Industri Kosmetik dan Obat Tradisional di Plaza Pameran Industri, Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa.

Selain itu, pasar ekspor ke negara-negara Eropa juga terbuka lebar karena Uni Eropa sudah menerapkan aturan perdagangan yang sama dengan Asia. Karena itu, lebih mudah bagi industri Indonesia untuk memasukkan produknya ke kawasan tersebut.

"Dulu aturan di Uni Eropa lebih ketat. Misalnya, aturan tentang distribusi dan bahan baku yang dilarang digunakan. Saat ini, aturannya lebih mudah," tuturnya.

Sementara itu, Ketua Umum Perhimpunan Pengusaha dan Asosiasi Kosmetika Indonesia (PPA Kosmetika) Putri Kusumawardhani mengatakan penurunan nilai tukar rupiah saat ini merupakan peluang bagi industri kosmetik untuk melirik pasar ekspor.

"Dalam semester kedua tahun ini kami memang banting setir. Selama ini kita merasa pasar domestik sudah luar biasa dengan 256 juta jiwa dan pertumbuhan ekonomi di atas enam persen," katanya.

Karena itu, kondisi ekonomi dalam negeri yang melambat dan penurunan nilai tukar rupiah harus mendorong industri untuk melihat potensi ekspor.

"Kita harus mulai eksplorasi dan melihat ada kesempatan di mana saja," ujarnya.