Solo (ANTARA News) - Mantan Menteri Kelautan, Rokhmin Dahuri mengatakan, pihak asing sangat antusias melakukan investasi untuk mengembangkan bisnis budidaya ikan sidat di Indonesia.
"Indonesia saat ini tercatat memiliki potensi sumberdaya ikan sidat terbesar di dunia, sehingga banyak investor asing dari China, Taiwan, Jepang, Korea, Eropa, berduyun-duyun datang ke Indonesia," kata Rokhmin yang juga Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI), di Solo, Selasa.
Saat ini sedang terjadi krisis sumberdaya ikan sidat dunia (Jepang, Korea China, dan Eropa), oleh sebab itu investor sangat antusias mengembangkan bisnis ini.
Namun disayangkan, pemerintah Indonesia masih belum mau serius menangani dan mengembangkan potensi budidaya sidat bagi kemakmuran bangsa.
Menyinggung mengenai masalah produksi secara keseluruhan dari hasil laut di Indonesia, ia mengatakan mencapai 57,7 juta ton per tahun, potensi ini meliputi ikan, udang, rumput laut dan lain-lain.
"Ya kalau dihitung-hitung dari potensi yang ada itu kita baru bisa tangani satu persen saja, padahal kalau ini bisa dikelola dengan baik jelas akan banyak menciptakaan lapangan kerja dan juga akan besar memberikan manfaat pada ekonomi rakyat," katanya.
Ia mengatakan untuk penanganan hasil tersebut, karena tidak harus menggunakan teknologi tinggi, untuk dengan cara sederhana juga bisa dan modalnya juga bisa kecil-kecilan.
"Ya untuk penanganan hasil produksi laut ini bisa menggunakan teknologi tinggi dengan modal besar, tetapi juga bisa menggunakan teknologi sederhana dengan modal kecil," katanya.
Ia mengatakan, dengan kekayaan sumberdaya perikanan yang dimiliki ini, Indonesia sangat berpotensi menjadi pemimpin produser akuakultur terbesar dunia untuk berbagai komoditas unggulan antara lain rumput laut, bandeng, udang, ikan hias, lele, nila dan sidat.
(J005)
Indonesia berpotensi kembangkan produksi ikan Sidat
3 September 2013 14:56 WIB
Ilustrasi - Ikan Sidat (bibitikan.net)
Pewarta: Joko Widodo
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013
Tags: