Damaskus (ANTARA News) - Satu kelompok oposisi Suriah di dalam negeri, Senin, menyerukan masyarakat internasional menghidupkan kembali upaya menemukan penyelesaian politik secara damai bagi krisis itu dan bukan mengeluarkan ancaman militer.

Badan Koordinasi Nasional (NCB) mengatakan dalam satu taklimat ancaman serangan militer AS pada dasarnya berpangkal pada kepentingan Washington sendiri dan keamanan Israel, sekutu utama di wilayah tersebut.

Pernyataan itu dikeluarkan sementara Amerika Serikat sedang mempertimbangkan operasi militer terhadap Suriah karena Pemerintah Presiden Bashar al-Assad diduga menggunakan senjata kimia di pinggiran Ibu Kotanya, Damaskus.

"Kami percaya tindakan AS berpangkal dari kepentingannya sendiri, oleh karena itu tujuan dari kemungkinan serangan terhadap Suriah bukan mencapai perubahan demokratis di Suriah," kata Rajaa An-Nasser, anggota terkemuka NCB, Senin malam.

Sementara itu, An-Nasser mendesak dihidupkannya kembali upaya bagi penyelesaian politik di Suriah.


"Kami mendesak bagi ... penyelesaian nyata politik dan dicapainya konsensus Amerika-Rusia mengenai dihidupkannya kembali konferensi internasional Jenewa, dan kami kira kembali ke Konferensi Jenewa akan menjadi pengganti yang tepat bagi serangan."

Konferensi yang direncanakan di Jenewa diperkirakan dihadiri wakil pemerintah Suriah dan kelompok oposisi, dan dirancang sejalan dengan upaya AS-Rusia untuk menghidupkan kembali pilihan politik bagi penyelesaian krisis Suriah.



Pertemuan itu ditangguhkan karena sejumlah kendala menghalangi dimulainya konferensi tersebut.