Kerusuhan dan kemarahan pemakai jasa penerbangan harus menjadi koreksi manajemen maskapai penerbangan ini, agar hal seperti tidak terulang kembali.
"Jika pihak operator, PT Lion Air dapat menginformasikan secara jelas dan transparan kepada penumpang terhadap waktu pasti penundaan itu, penumpang merasa diperhatikan dan ada kepastian," katanya, di Gedung Parlemen dan Senat, Jakarta, Senin.
Husin menyatakan itu terkait kemarahan calon penumpang Lion Air semalam yang tertunda dan tidak ada kepastian waktu dari Lion Air.
Dia menilai, maskapai penerbangan PT Lion Air diketahui belum dapat memberi layanan memuaskan dalam hal ketepatan jadual keberangkatan pesawat terbangnya. Dalam istilah penerbangan, hal ini mengadu pada pengertian on time performance.
"Masalah terlambat sudah sering terjadi pada Lion Air. Untuk itu perlu ada pembenahan ulang sistem penjadwalan pemberangkatan," kata Husin.
Ia menyatakan, keributan penumpang di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Cengkareng, sebenarnya tidak perlu terjadi.
Lion Air juga sangat ekspansif memperbanyak armada pesawat terbangnya. Maskapai penerbangan berbiaya rendah ini membeli sekitar 420 pesawat terbang baru dari Boeing dan Airbus dalam kontrak pembelian bernilai total sekitar 40 miliar dolar Amerika Serikat.
Untuk mengawaki pesawat terbang sesuai regulasi keselamatan dan keamanan penerbangan, secara umum berlaku "rumus" bahwa satu pesawat terbang memerlukan antara delapan hingga 10 set awak, yang masing-masing set itu terdiri dari sepasang pilot-kopilot, empat atau lima awak kabin alias pramugari atau pramugara.
"Jika pihak operator, Lion Air, dapat menginformasikan secara jelas dan transparan kepada penumpang terhadap lamanya delay yang akan terjadi sehingga penumpang merasa diperhatikan dan ada kepastian," katanya.
Semalam, calon penumpang pesawat Lion Air tujuan Jakarta-Surabaya marah karena terjadi penundaan penerbangan. Tak hanya calon penumpang tujuan Surabaya, ratusan penumpang dengan tujuan-tujuan lain juga ditunda.
Alasan yang biasa diajukan banyak maskapai penerbangan untuk situasi ini adalah "alasan operasional".