"Meski sudah pensiun dari pengabdian, tapi para purnawirawan tetap harus terlibat menjaga ketertiban sebagaimana saat mereka bertugas," kata Fauka kepada pers di Jakarta, Minggu.
Hal itu termasuk purnawirawan TNI-Polri dari berbagai era yang menjadi bagian dari masing-masing tim sukses pasangan calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) pada Pemilu 2024.
Eks anggota Tim Mawar Kopassus itu mencontohkan ketika masih aktif bertugas di TNI, seorang prajurit dididik untuk menjaga keamanan demi kepentingan bangsa. "Hal ini tidak boleh dilupakan," ujarnya.
Menurut dia, perbedaan pandangan masyarakat dalam menentukan pilihan pada Pemilu 2024 dapat diredam oleh masing-masing purnawirawan TNI dan Polri yang terlibat di masing-masing pasangan calon (paslon).
"Kita sudah dididik untuk kepentingan bangsa negara atau NKRI harga mati. Harusnya setiap purnawirawan, senior-senior saya yang ada di setiap paslon komitmen dengan itu," ujar purnawirawan TNI berpangkat kolonel itu.
Baca juga: IKAPII: Masyarakat harus pilih calon pemimpin yang cerdas
Baca juga: KPU DKI tuntaskan sortir dan lipat 33,7 surat suara Pemilu 2024
Fauka menuturkan seorang purnawirawan TNI dan Polri mengetahui betul bahaya yang timbul bila terjadi perpecahan dan konflik di masyarakat karena perbedaan pandangan Pemilu 2024.Baca juga: IKAPII: Masyarakat harus pilih calon pemimpin yang cerdas
Baca juga: KPU DKI tuntaskan sortir dan lipat 33,7 surat suara Pemilu 2024
Perbedaan pandangan dalam menilai sosok pemimpin, kata dia, seharusnya disikapi dengan beradu gagasan, visi dan misi agar masyarakat dapat menentukan pilihan.
Mantan Komandan Kelompok Khusus Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI itu menyebutkan bila terjadi konflik karena pengaruh dari sejumlah pihak, maka yang dirugikan justru masyarakat.
"Kita harus menjaga, jangan memanaskan situasi. Harus menjaga persatuan bangsa," tuturnya.