Terkait dengan hal tersebut, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan bahwa ada pergeseran fokus dari awal terbentuknya Holding UMi dibandingkan dengan kondisi segmen ultra mikro saat ini. Di awal, Holding UMi fokus pada memberikan permodalan terhadap pelaku-pelaku usaha baru melalui penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di setiap tahunnya.
“Kini, concern utamanya yakni bagaimana agar pelaku usaha ultra mikro secara merata mampu mengakses lembaga keuangan formal secara mudah dan tanpa memerlukan cost operasional yang mahal. Maka dari itu, perlu adanya literasi terhadap teknologi bagi para pelaku usaha beriringan dengan peningkatan kapabilitas di seluruh entitas termasuk PNM dan Pegadaian,” ujar Supari.
Supari pun menekankan saat ini fokus perseroan mendorong literasi keuangan. “Jadi konsepnya sudah terbalik, kalau dulu inklusi dulu baru literasi, sekarang literasi dulu baru inklusi. Maka nanti program-program pemerintah termasuk KUR ini akan terserap dengan baik terutama kualitasnya yang lebih baik. Begitu mereka terliterasi maka inklusi akan berjalan lebih cepat,” imbuhnya.
Di sisi lain, Supari menambahkan bahwa fokus ini sebagai upaya menjawab tantangan perubahan perilaku masyarakat di masa depan. Dia mengatakan, saat ini sekalipun di segmen ultra mikro sudah 87% pengguna smartphone. BRI selaku penyedia layanan pinjaman pokok UMKM memerlukan perubahan bisnis proses menuju digital agar kualitas target segmen tidak rusak dengan praktik non-bank seperti pinjaman online atau judi online.
“Jadi kesimpulannya, bagaimana kita menjaga kualitas nasabah, bagaimana kita bisa membangun layanan berbasis digital, dan bagaimana membangun kapabilitas sangat kompleks untuk menjangkau spektrum yang semakin luas,” ucapnya.
Supari meyakinkan bahwa selama ini Holding UMi sudah memiliki platform literasi terbaik di Indonesia baik digital maupun offline. Dari platform digital, BRI memiliki LinkUMKM yang telah diakses lebih dari 7 juta nasabah dalam upayanya tumbuh dan berkembang hingga naik kelas. Platform ini berisi fitur-fitur yang mengantarkan pelaku usaha untuk melakukan pelatihan, mengikuti komunitas, memamerkan produknya, konsultasi, hingga simulasi kredit untuk anggota.
“Program seperti ini kami akan perkuat di program yang menjangkau mikro yang lebih bawah lagi yang disebut ultra mikro. Kami bekerja sama dengan PNM dan Pegadaian yang sudah menjadi bagian dari Holding Ultra Mikro. Kita akan persolid dan permudah serta percepat UMKM mulai dari ultra mikro ke mikro hingga menjadi pelaku usaha yang difasilitasi fasilitas komersial,” ucap Supari.