Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini mengumumkan inflasi bulan Agustus 2013 tercatat 1,12 persen, secara year on year angka inflasi mencapai 8,79 persen, sedangkan untuk year on date (Januari-Agustus) tercatat 7,94 persen.

Meskipun cukup banyak faktor penyebab inflasi yang demikian tinggi, anggota Komisi Keuangan dan Perbankan DPR RI Arif Budimanta menyatakan bahwa efek dari harga bahan bakar minyak (BBM) yang dinaikkan pemerintah pada bulan Juni yang lalu salah satu penyebabnya.

"Harus diakui bahwa tingginya inflasi hingga akhir Agustus ini masih sangat dipengaruhi oleh kenaikan harga BBM, karena secara historis menurut catatan Bank Indonesia (BI) juga menunjukkan bahwa second round effect dari naiknya harga BBM itu lebih besar dari first round effect-nya. Jadi jangan heran lagi jika inflasi masih akan tinggi hingga beberapa bulan ke depan," kata Arif di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Senin.

Pemerintah maupun BI, katanya, harus lebih berhati-hati dalam mengeluarkan pernyataan maupun prediksi khususnya mengenai inflasi.

"Beberapa kali Gubernur BI memprediksi inflasi yang akan terjadi tetapi kenyataannya inflasi yang terjadi lebih tinggi dari yang mereka perkirakan. Jika terlalu sering terjadi demikian akan dapat menimbulkan dynamic inconsistency, dan pada akhirnya masyarakat maupun pasar tidak lagi percaya dengan asumsi inflasi yang dikeluarkan pemerintah dan membentuk ekspektasi bahwa inflasi pasti akan lebih tinggi dari apa yang sudah disebutkan atau diperkirakan pemerintah ataupun BI," katanya.

Arif mencontohkan inflasi Juli yang diperkirakan BI sebesar 2,87 persen kenyataanya mencapai 3,29 persen.

Demikian juga inflasi Agustus ini yang sebelumnya diprediksi Gubernur BI akan berada di bawah 1 persen, kenyataannya hari ini inflasi lebih dari itu.

Selain itu angka inflasi kota-kota di luar Jawa, lebih tinggi dari inflasi nasional.

"Artinya kebijakan stabilisasi harga yang dilakukan pemerintah jangkauannya belumlah mencakup nasional. Diperlukan kerja lebih keras untuk membenahinya," kata politisi PDI Perjuangan itu.