Persema tak terpengaruh ancaman sanksi PSSI
2 September 2013 07:33 WIB
Pelatih Persema Malang, Slave Radovski (tengah) memberi arahan kepada sejumlah anak asuhnya ketika berlatih di Stadion Gajayana, Malang, Jawa Timur, Rabu (9/5). Persema menerapkan strategi menyerang dengan mengandalkan kekuatan pemain muda saat berhadapan dengan Persibo Bojonegoro pada Piala Indonesia leg kedua Kamis (10/5). (FOTO ANTARA/Ari Bowo Sucipto)
Malang (ANTARA News) - Persema tidak akan terpengaruh dengan ancaman sanksi PSSI yang akan mendiskualifikasi tim berjuluk "Laskar Ken Arok" itu pada putaran kedua, kata Asisten Manajer Persema Dito Arief.
"Kami tetap berkomitmen untuk menuntaskan seluruh pertandingan hingga akhir kompetisi. Dan, kami juga berupaya untuk menghindari kekalahan WO lagi seperti pada putaran pertama lalu," katanya di Malang, Senin.
Pihaknya meminta seluruh pemain untuk tetap fokus latihan menjelang dijamu Bontang FC, Rabu (4/9).
Salah satu upaya yang dilakukan manajemen untuk bisa menyelesaikan kompetisi, latanya, di antaranya adalah bekerja sama dengan Kompas TV dan TVRI.
"Kami berharap salah satu stasiun televisi ini bisa bekerja sama dengan Persema," katanya.
Menyinggung upaya manajemen terhadap ancaman PSSI tersebut, Dito mengatakan masih belum ada surat secara resmi dari PSSI.
Namun, katanya, kalaupun hal itu terjadi, manajemen pasti akan berusaha maksimal agar PSSI tidak sampai menjatuhkan sanksi tersebut.
Secara tegas Dito mengatakan manajemen akan memperjuangkan sekuat tenaga terkait nasib tim asuhan Rudi Hariantoko tersebut, agar tidak sampai dicoret.
Apalagi, katanya, sejak awal Persema sudah berkomitmen akan menuntaskan kompetisi hingga akhir musim.
Sebab, katanya, Persema lebih banyak dihuni para pemain muda yang perlu memperbanyak jam terbang dan menambah pengalaman mereka agar lebih matang dan siap berkompetisi di ajang profesional.
Ia mengakui beberapa kali Persema mengalami kekalahan WO karena tidak hadir dalam pertandingan. Hal itu, imbas dari kondisi krisis finansial Persema yang berkepanjangan.
Pelatih Persema Rudi Hariantoko juga mengaku anak asuhnya tidak terpengaruh dengan ancaman sanksi dari PSSI tersebut.
"Anak-anak tetap fokus latihan untuk menghadapi Bontang FC," katanya.
Namun, katanya, apakah anak asuhnya tetap berangkat ke kandang Bontang FC pada Senin atau tidak, pihaknya menunggu keputusan dari manajemen.
"Kami berharap PSSI turun langsung ke lapangan untuk melihat kondisi riil klub-klub yang terancam sanksi ini, kenapa sampai bisa kalah WO, kenapa tim ini tidak berangkat ke kandang lawan. Ini harus menjadi pertimbangan PSSI," katanya.
Beberapa kali pertandingan tandang yang tidak dihadiri Persema, sehingga tim itu mengalami kekalahan WO, di antaranya ketika dijamu PSM Makassar dan Perseman Manokwari.
Akibatnya, posisi Persema pada putaran pertama tidak beranjak dari urutan 15 dari 16 klub yang berlaga di ajang LPI.
Klub lain yang juga terancam dicoret dengan alasan yang sama pada putaran kedua LPI, adalah Persibo Bojonegoro dan Persija LPI. (E009/M029)
"Kami tetap berkomitmen untuk menuntaskan seluruh pertandingan hingga akhir kompetisi. Dan, kami juga berupaya untuk menghindari kekalahan WO lagi seperti pada putaran pertama lalu," katanya di Malang, Senin.
Pihaknya meminta seluruh pemain untuk tetap fokus latihan menjelang dijamu Bontang FC, Rabu (4/9).
Salah satu upaya yang dilakukan manajemen untuk bisa menyelesaikan kompetisi, latanya, di antaranya adalah bekerja sama dengan Kompas TV dan TVRI.
"Kami berharap salah satu stasiun televisi ini bisa bekerja sama dengan Persema," katanya.
Menyinggung upaya manajemen terhadap ancaman PSSI tersebut, Dito mengatakan masih belum ada surat secara resmi dari PSSI.
Namun, katanya, kalaupun hal itu terjadi, manajemen pasti akan berusaha maksimal agar PSSI tidak sampai menjatuhkan sanksi tersebut.
Secara tegas Dito mengatakan manajemen akan memperjuangkan sekuat tenaga terkait nasib tim asuhan Rudi Hariantoko tersebut, agar tidak sampai dicoret.
Apalagi, katanya, sejak awal Persema sudah berkomitmen akan menuntaskan kompetisi hingga akhir musim.
Sebab, katanya, Persema lebih banyak dihuni para pemain muda yang perlu memperbanyak jam terbang dan menambah pengalaman mereka agar lebih matang dan siap berkompetisi di ajang profesional.
Ia mengakui beberapa kali Persema mengalami kekalahan WO karena tidak hadir dalam pertandingan. Hal itu, imbas dari kondisi krisis finansial Persema yang berkepanjangan.
Pelatih Persema Rudi Hariantoko juga mengaku anak asuhnya tidak terpengaruh dengan ancaman sanksi dari PSSI tersebut.
"Anak-anak tetap fokus latihan untuk menghadapi Bontang FC," katanya.
Namun, katanya, apakah anak asuhnya tetap berangkat ke kandang Bontang FC pada Senin atau tidak, pihaknya menunggu keputusan dari manajemen.
"Kami berharap PSSI turun langsung ke lapangan untuk melihat kondisi riil klub-klub yang terancam sanksi ini, kenapa sampai bisa kalah WO, kenapa tim ini tidak berangkat ke kandang lawan. Ini harus menjadi pertimbangan PSSI," katanya.
Beberapa kali pertandingan tandang yang tidak dihadiri Persema, sehingga tim itu mengalami kekalahan WO, di antaranya ketika dijamu PSM Makassar dan Perseman Manokwari.
Akibatnya, posisi Persema pada putaran pertama tidak beranjak dari urutan 15 dari 16 klub yang berlaga di ajang LPI.
Klub lain yang juga terancam dicoret dengan alasan yang sama pada putaran kedua LPI, adalah Persibo Bojonegoro dan Persija LPI. (E009/M029)
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013
Tags: