Banda Aceh (ANTARA) - Akses jalan utama menuju wilayah objek wisata Tangse dan Geumpang di Kabupaten Pidie, Aceh mengalami kerusakan berat sehingga mengakibatkan kunjungan wisatawan ke dataran tinggi ini berkurang.

“Biasanya saat musim dingin pengunjung bertambah, apalagi bersamaan dengan musim durian. Kalau sekarang sepi pengunjung karena kondisi jalan di Tangse rusak,” kata Penggiat Wisata Pidie Zian Mustaqin, di Pidie, Kamis.

Ia menyampaikan, kawasan dataran tinggi pedalaman Pidie itu memiliki destinasi wisata arung jeram dan camping. Tetapi saat ini sudah sepi pengunjung akibat akses jalan yang rusak karena pembangunan Waduk Rukoh.

Menurut dia lagi, sebelumnya jalan utama tersebut rusak setiap tahun, padahal pengunjung kawasan itu bisa sampai 1.000 orang, dan pada 2023 lalu hanya sekitar 457 orang, artinya berkurang 50 persen.

Dia menambahkan saat ini di sana sedang panen atau musim durian yang sangat diminati masyarakat. Tetapi pengunjung juga sepi, karena kondisi jalan utama rusak, bahkan saat hujan bisa berlumpur atau sebaliknya berdebu jika cuaca panas.

Ruas jalan rusak tersebut tepatnya di Linggong Panyang di kawasan Keutapang-Geunie, Kecamatan Tangse ditengarai akibat dilintasi truk pengangkut material proyek Waduk Rukoh di Kecamatan Titeu.

“Pemerintah harus mengambil langkah pasti terhadap permasalahan ini sehingga pengunjung ramai, dan membuat ekonomi penggiat wisata di daerah pegunungan stabil,” ujar Zian.

Penjabat Bupati Pidie Wahyudi Adisiswanto menegaskan telah menyampaikan keluhan masyarakat ke pemerintah di atasnya terkait kerusakan jalan tersebut.

Kondisi itu, karena memang sedang adanya pekerjaan pengangkutan material untuk keperluan Waduk Rukoh yang merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN) di Aceh.

“Pemerintah berharap proyek tersebut berjalan dengan baik, dan tidak tinggal diam terhadap permasalahan jalan rusak yang dialami masyarakat,” kata Wahyudi.

Ia menuturkan, pemerintah akan merawat dan merapikan kerusakan yang terjadi, serta pembersihan dengan penyiraman pada ruas-ruas tertentu, dan sudah dilakukan serta terus dipantau dengan berkoordinasi bersama pihak balai.

Waduk Rukoh dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera 1 sebagai upaya untuk mewujudkan ketahanan air dan peningkatan produksi pangan di Aceh.

Selain untuk irigasi, bendungan ini juga difungsikan sebagai penyedia air baku sebesar 300 liter/detik, konservasi pariwisata, reduksi banjir hingga 116,83 meter kubik/detik, serta sebagai pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) sebesar 1,22 megawatt (MW).

“Progres proyek bendungan sudah mencapai 65 persen dan diperkirakan selesai akhir tahun ini, nantinya setelah pembangunan Waduk Rukoh selesai, jalan ruas Keumala Tangse akan dibangun kembali,” demikian Wahyudi.
Baca juga: Hindarkan terjadi korban, pemda diminta perbaiki jalan rusak di Krueng Sabee-Aceh
Baca juga: Pemerintah diminta atasi longsor di jalan lintas barat selatan Aceh