Menparekraf dalam pertemuan dengan diaspora di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Laos juga mengatakan, dalam mempromosikan potensi Indonesia khususnya industri kuliner diperlukan kolaborasi yang kuat termasuk diaspora Indonesia di luar negeri.
"Indonesia masih berada di posisi ketiga dalam peta kekuatan industri ekonomi kreatif setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan, ini harus kita tingkatkan karena nilai tambahnya sangat luar biasa dan kekuatan kuliner Indonesia kualitasnya sudah dikenal di mancanegara,” katanya.
Kehadiran restoran Indonesia, lanjut dia, akan membantu perekonomian diaspora, karena berbagai makanan asal Indonesia cukup populer di luar negeri dan dapat dikolaborasikan dengan selera warga lokal sehingga menjadi bagian dalam mendorong program Indonesia Spice of the World yang bisa digunakan untuk promosi pariwisata Indonesia.
Indonesia Spice Up the World adalah program unggulan Kemenparekraf yang diluncurkan Presiden pada 2022 di Dubai dan bertujuan untuk mempromosikan kuliner Indonesia.
Selain juga untuk meningkatkan jumlah ekspor rempah asal Indonesia ke seluruh dunia dengan target nilai ekspor sebesar 2 miliar dolar AS dan 4.000 restoran Indonesia di mancanegara pada 2024.
Kemenparekraf mendukung pengembangan program Indonesia Spice Up the World, diantaranya adalah Indostar yang merupakan program turunan Indonesia Spice Up The World yang memberikan fasilitasi bantuan pemasaran, pendanaan hingga pembiayaan serta mempromosikan bumbu dan rempah-rempah Indonesia di luar negeri.
Baca juga: Sandi: Kuliner Indonesia di Belanda berpotensi tingkatkan ekspor rempah
Baca juga: 4.000 restoran Indonesia ditargetkan buka di luar negeri pada 2024
Baca juga: LPEI persiapkan UMKM kuliner tembus pasar ekspor