Purwokerto (ANTARA News) - Maha Patih KGPH Panembahan Agung Tedjowulan menyatakan bahwa pihaknya siap menerima mediasi yang akan dilakukan Wali Kota Surakarta guna mengakhiri konflik di Keraton Surakarta.
"Pak Wali Kota rencananya pada bulan September akan mempertemukan putra-putri mendiang Pakoe Boewono (PB) XII dan keluarga keraton," katanya saat memberikan gelar kehormatan kerabat Keraton Surakarta kepada Bupati Banyumas Achmad Husein, di Pendopo Si Panji, Purwokerto, Sabtu.
Ia mengatakan bahwa seluruh keluarga keraton sudah tanda tangan dan sepakat untuk mediasi yang difasilitasi pemerintah.
Menurut dia, konflik di Keraton Surakarta itu terjadi karena Sisuhunan PB XIII tidak tegas.
"Bila ada lembaga yang mendorong pengukuhan saya (sebagai Maha Patih, red.) dinyatakan tidak sah, seharusnya membuat surat yang membatalkan itu," katanya.
Lebih lanjut, Tedjowulan mengaku siap mendukung apapun keputusan yang dihasilkan dalam mediasi yang dilakukan Wali Kota Surakarta.
Dia juga mengharapkan semua pihak juga harus mematuhi keputusan tersebut.
Disinggung mengenai usulan agar Sri Sultan Hamengkubuwono X ikut menjadi mediator, dia mengatakan bahwa kemungkinan usulan tersebut diajukan oleh masyarakat karena pihak keraton tidak ada yang mengusulkannya.
"Mungkin dari luar keraton yang mengusulkan agar Sri Sultan Hamengkubuwono X ikut menengahi permasalahan ini," katanya.
Tedjowulan juga mengaku heran karena tidak terlibat dalam aksi penghadangan di depan gerbang Keraton Surakarta namun diperiksa oleh penyidik dari kepolisian.
"Di depan polisi, saya katakan kalau saat itu saya sedang berada di rumah bersama istri dan abdi dalem lainnya. Saya juga diminta untuk tidak boleh ke mana-mana," kata dia menjelaskan.
Ia mengatakan bahwa akan mengambil sikap tegas jika konflik di Keraton Surakarta terus berlarut-larut.
Menurut dia, sikap tegas tersebut akan terlihat pascapertemuan yang difasilitasi Wali Kota Surakarta.
Bahkan, dia menilai konflik di Keraton Surakarta sulit diselesaikan karena telah memasuki ajang kepentingan politik.
Akan tetapi, dia tidak menyebutkan pihak yang diduga memanfaatkan konflik tersebut.
Di bagian lain, Tedjowulan mengatakan bahwa gelar kehormatan kerabat Keraton Surakarta yang diberikan kepada Bupati Banyumas Achmad Husein, yakni Kanjeng Pengeran Haryo Adipati Purbowinoto.
Menurut dia, Bupati Banyumas merupakan satu-satunya bupati yang mendapat sebutan adipati.
"Dari bupati-bupati yang sudah mendapatkan, hanya Banyumas yang dapat sebutan adipati dalam gelar yang diberikan oleh Keraton Surakarta," katanya.
Ia mengatakan bahwa wilayah Banyumas memiliki hubungan sejarah karena sebagai jalan atau tapak cikal bakal Keraton Surakarta.
"Tanah ini (Banyumas, red), bagian tanah leluhur yang menjadi cikal bakal Kerajaan Solo. Saya di sini merasa ada hubungan sejarah," katanya.
Tedjowulan bilang keluarga keraton bersedia mediasi
31 Agustus 2013 15:55 WIB
Paku Buwono XIII (kiri) dan Tedjowulan (ANTARA/Zul Sikumbang)
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013
Tags: