Pakar PBB selesaikan misi pemeriksaan senjata kimia Suriah
31 Agustus 2013 10:20 WIB
Ahli senjata kimia dari PBB, menggunakan masker, membawa kantung plastik berisi contoh dari salah satu lokasi dugaan serangan senjata kimia di lingkungan Ain Tarma, Damaskus, Kamis (29/8). Sekelompok tim ahli PBB selama tiga hari melakukan penyelidikan dugaan serangan senjata kimia di pinggiran ibukota. (REUTERS/Mohamed Abdullah )
PBB, New York (ANTARA News) - Para pakar PBB telah menyelesaikan tugas mereka di Suriah dan akan "mempercepat" pembuatan laporan tentang apakah senjata kimia memang digunakan dalam konflik di negara tersebut, demikian diungkapkan juru bicara PBB Martin Nesirky, Jumat.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon sudah siap memberikan pandangannya kepada Dewan Keamanan PBB tentang penyelidikan terhadap dugaan serangan senjata kimia jika diperlukan, kata juru bicara itu dalam jumpa pers, seperti yang dilaporkan AFP..
Sementara Amerika Serikat dan sekutunya sedang mempertimbangkan untuk melancarkan serangan militer ke Suriah --sebagai tindakan atas serangan 21 Agutus, hingga kini belum ada negara yang meminta Dewan Keamanan untuk mengadakan sidang.
Ban menjelaskan kemajuan yang didapat tim pemeriksa PBB tersebut saat ia melakukan pertemuan dengan para duta besar untuk PBB dari Inggris, China, Prancis, Rusia dan Amerika Serikat.
"Tim tersebut sudah menyelesaikan tugasnya mengumpulkan sampel dan bukti-bukti," kata Nesirky kepada para wartawan.
"Mereka sekarang sedang bersiap-siap untuk berangkat, mereka akan meninggalkan Damaskus dan Suriah besok."
Utusan PBB urusan perlucutan senjata Angela Kane telah meninggalkan Damaskus pada hari Jumat dan akan melapor kepada Ban di New York pada hari Sabtu, tambah juru bicara.
Para penerjemah bahasa dan staf pendukung PBB lainnya juga telah meninggalkan Suriah pada Jumat, kata Nesirky.
Ketiga belas pakar yang dipimpin oleh Ake Sellstrom itu akan membawa sampel-sampel yang diambil dari lokasi dugaan serangan senjata kimia di Ghouta, di dekat Damaskus, ke laboratorium-laboratorium di Eropa.
"Tim yang dipimpin Dr Sellstrom sedang berupaya keras untuk mempercepat proses analisa," kata Nesirky dan pada saat yang sama menekankan "pentingnya perhatian yang teliti untuk mempertahankan integritas proses tersebut."
Juru bicara mengatakan laporan yang ditulis oleh tim pemeriksa itu pada akhirnya akan diserahkan kepada semua negara anggota PBB.
Penerjemah: Tia Mutiasari
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon sudah siap memberikan pandangannya kepada Dewan Keamanan PBB tentang penyelidikan terhadap dugaan serangan senjata kimia jika diperlukan, kata juru bicara itu dalam jumpa pers, seperti yang dilaporkan AFP..
Sementara Amerika Serikat dan sekutunya sedang mempertimbangkan untuk melancarkan serangan militer ke Suriah --sebagai tindakan atas serangan 21 Agutus, hingga kini belum ada negara yang meminta Dewan Keamanan untuk mengadakan sidang.
Ban menjelaskan kemajuan yang didapat tim pemeriksa PBB tersebut saat ia melakukan pertemuan dengan para duta besar untuk PBB dari Inggris, China, Prancis, Rusia dan Amerika Serikat.
"Tim tersebut sudah menyelesaikan tugasnya mengumpulkan sampel dan bukti-bukti," kata Nesirky kepada para wartawan.
"Mereka sekarang sedang bersiap-siap untuk berangkat, mereka akan meninggalkan Damaskus dan Suriah besok."
Utusan PBB urusan perlucutan senjata Angela Kane telah meninggalkan Damaskus pada hari Jumat dan akan melapor kepada Ban di New York pada hari Sabtu, tambah juru bicara.
Para penerjemah bahasa dan staf pendukung PBB lainnya juga telah meninggalkan Suriah pada Jumat, kata Nesirky.
Ketiga belas pakar yang dipimpin oleh Ake Sellstrom itu akan membawa sampel-sampel yang diambil dari lokasi dugaan serangan senjata kimia di Ghouta, di dekat Damaskus, ke laboratorium-laboratorium di Eropa.
"Tim yang dipimpin Dr Sellstrom sedang berupaya keras untuk mempercepat proses analisa," kata Nesirky dan pada saat yang sama menekankan "pentingnya perhatian yang teliti untuk mempertahankan integritas proses tersebut."
Juru bicara mengatakan laporan yang ditulis oleh tim pemeriksa itu pada akhirnya akan diserahkan kepada semua negara anggota PBB.
Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013
Tags: