Tesla catat peningkatan pendapatan 3 persen di Q4 2023
25 Januari 2024 18:36 WIB
Foto menunjukkan Tesla di China International Consumer Products Expo (CICPE) ketiga di Haikou, ibu kota Provinsi Hainan, China selatan, pada 11 April 2023. Di banyak area pameran CICPE, pengunjung dapat melihat lingkungan hijau dan menemukan konsep produksi dan konsumsi rendah CO2. ANTARA/Xinhua/Fan Yuqing.
San Fransisco (ANTARA) - Produsen mobil listrik terkemuka Amerika Serikat (AS), Tesla Inc., pada Rabu (24/1) melaporkan hasil keuangannya untuk kuartal keempat (Q4) 2023 dengan total pendapatan naik 3 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 25,17 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp15.719).
Perusahaan kendaraan listrik tersebut melaporkan laba Q4 sebesar 71 sen per saham, turun tipis dari ekspektasi pasar yang berada di angka 73 sen.
Pada 2023, total pendapatan Tesla mencapai 96,77 miliar dolar AS, melonjak 19 persen (yoy).
Laba bersih kuartalan perusahaan yang diatribusikan kepada pemegang saham biasa (GAAP) meningkat menjadi 7,93 miliar dolar AS, naik 115 persen (yoy). Laba bersih tahunannya mencapai 15,0 miliar dolar AS, naik 19 persen (yoy).
Pada kuartal keempat, Tesla memproduksi sekitar 495.000 unit kendaraan dan mengirim lebih dari 484.000 unit kendaraan. Pada 2023, pengiriman kendaraan mereka tumbuh 38 persen (yoy) menjadi 1,81 juta unit, sementara produksinya tumbuh 35 persen (yoy) ke angka 1,85 juta unit.
Tesla memiliki arus kas bebas sebesar 2,06 miliar dolar AS pada akhir Q4, naik 45 persen (yoy).
Setelah penutupan pabrik global yang dijadwalkan pada kuartal ketiga, produksi global Tesla mencapai rekor tingkat produksi tahunan sebesar hampir 2,0 juta kendaraan pada Q4.
Megafactory perusahaan tersebut di Shanghai, China, telah kembali ke tingkat produksi normal pada Q4. Produksi Model 3 yang telah diperbarui berjalan dengan kecepatan penuh dalam waktu kurang dari dua bulan, ungkap Tesla.
"Harga pokok penjualan per kendaraan menurun secara berturut-turut hingga sedikit di atas 36.000 dolar AS. Bahkan ketika kami mendekati batas alami penurunan biaya pada jajaran kendaraan yang sudah ada, tim kami terus fokus pada pengurangan biaya lebih lanjut di seluruh titik produksi, mulai dari bahan mentah hingga pengiriman akhir," papar Tesla dalam laporan keuangannya.
Dalam prospeknya, Tesla mengatakan bahwa saat ini sedang berada di antara dua gelombang pertumbuhan besar. Gelombang pertumbuhan pertama dimulai dengan ekspansi global platform Model 3/Y, sedangkan gelombang pertumbuhan berikutnya akan dimulai dengan ekspansi global platform kendaraan generasi terbaru.
"Pada 2024, tingkat pertumbuhan volume kendaraan kami mungkin akan jauh lebih rendah dibandingkan tingkat pertumbuhan yang dicapai pada 2023, karena tim kami berupaya meluncurkan kendaraan generasi terbaru di Gigafactory Texas. Pada 2024, tingkat pertumbuhan penyebaran dan pendapatan di bisnis Penyimpanan Energi kami harus melampaui bisnis Otomotif," sebut Tesla.
Perusahaan kendaraan listrik tersebut melaporkan laba Q4 sebesar 71 sen per saham, turun tipis dari ekspektasi pasar yang berada di angka 73 sen.
Pada 2023, total pendapatan Tesla mencapai 96,77 miliar dolar AS, melonjak 19 persen (yoy).
Laba bersih kuartalan perusahaan yang diatribusikan kepada pemegang saham biasa (GAAP) meningkat menjadi 7,93 miliar dolar AS, naik 115 persen (yoy). Laba bersih tahunannya mencapai 15,0 miliar dolar AS, naik 19 persen (yoy).
Pada kuartal keempat, Tesla memproduksi sekitar 495.000 unit kendaraan dan mengirim lebih dari 484.000 unit kendaraan. Pada 2023, pengiriman kendaraan mereka tumbuh 38 persen (yoy) menjadi 1,81 juta unit, sementara produksinya tumbuh 35 persen (yoy) ke angka 1,85 juta unit.
Tesla memiliki arus kas bebas sebesar 2,06 miliar dolar AS pada akhir Q4, naik 45 persen (yoy).
Setelah penutupan pabrik global yang dijadwalkan pada kuartal ketiga, produksi global Tesla mencapai rekor tingkat produksi tahunan sebesar hampir 2,0 juta kendaraan pada Q4.
Megafactory perusahaan tersebut di Shanghai, China, telah kembali ke tingkat produksi normal pada Q4. Produksi Model 3 yang telah diperbarui berjalan dengan kecepatan penuh dalam waktu kurang dari dua bulan, ungkap Tesla.
"Harga pokok penjualan per kendaraan menurun secara berturut-turut hingga sedikit di atas 36.000 dolar AS. Bahkan ketika kami mendekati batas alami penurunan biaya pada jajaran kendaraan yang sudah ada, tim kami terus fokus pada pengurangan biaya lebih lanjut di seluruh titik produksi, mulai dari bahan mentah hingga pengiriman akhir," papar Tesla dalam laporan keuangannya.
Dalam prospeknya, Tesla mengatakan bahwa saat ini sedang berada di antara dua gelombang pertumbuhan besar. Gelombang pertumbuhan pertama dimulai dengan ekspansi global platform Model 3/Y, sedangkan gelombang pertumbuhan berikutnya akan dimulai dengan ekspansi global platform kendaraan generasi terbaru.
"Pada 2024, tingkat pertumbuhan volume kendaraan kami mungkin akan jauh lebih rendah dibandingkan tingkat pertumbuhan yang dicapai pada 2023, karena tim kami berupaya meluncurkan kendaraan generasi terbaru di Gigafactory Texas. Pada 2024, tingkat pertumbuhan penyebaran dan pendapatan di bisnis Penyimpanan Energi kami harus melampaui bisnis Otomotif," sebut Tesla.
Pewarta: Xinhua
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2024
Tags: