Bogor (ANTARA) - Presiden Republik Persatuan Tanzania Samia Suluhu Hassan mengemukakan kunjungannya ke Republik Indonesia (RI), sekaligus menandai peringatan 60 tahun hubungan diplomatik kedua negara.

"Ini adalah kunjungan pertama saya pada tahun 2024. Kunjungan ini sangat signifikan, karena tahun ini kita menandai 60 tahun sejak berdirinya hubungan diplomatik kedua negara," kata Presiden Samia saat mengunjungi Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis.

Ia mengatakan hubungan antara Tanzania dan Indonesia memiliki sejarah panjang, melalui pondasi yang dibentuk sejak kepemimpinan Presiden Tanzania Julius Nyerere dan Presiden Soekarno.

Menurut dia, pondasi yang telah tercipta itu diharapkan akan semakin memperkuat hubungan bilateral kedua negara dan generasi pemimpin berikutnya.

"Kunjungan antara Jakarta dan Dar es Salaam tidak hanya mencerminkan persahabatan, tetapi juga komitmen kita untuk memajukan hubungan bilateral kita ke tingkat yang lebih tinggi," ujarnya.

Dalam kunjungan tersebut, Presiden Samia menyambut baik undangan dari Presiden Jokowi kepada dirinya sebagai komitmen bersama untuk terus membangun hubungan yang bersejarah Indonesia-Tanzania.

Ia mengatakan Indonesia telah menjadi teman di segala situasi karena hubungan yang telah dibentuk sejak masa kolonial dan Indonesia salah satu negara yang membuka kedutaan di Tanzania.

Dalam perbincangannya bersama Presiden Jokowi di Istana Bogor, Samia menekankan agar seluruh perjanjian kerja sama kedua negara di sektor perdagangan, investasi, hingga energi hijau bisa terimplementasikan secara efektif.

"Pembicaraan kami sangat bersahabat. Kami mencatat beberapa status perjanjian yang telah disetujui pada saat kunjungan Presiden Widodo ke Tanzania pada Agustus 2023 dan penekanan kami adalah untuk menghasilkan implementasi yang efektif," katanya.

Presiden Samia juga menyatakan kepuasan negaranya dengan kondisi bilateral yang disepakati, seraya berharap untuk terus memperkuat hubungan baik tersebut.