Vancouver (ANTARA News) - Sebuah studi yang dilansir Xinhua menyebutkan, kemiskinan bisa menyerap banyak energi mental seseorang sehingga mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan memiliki sedikit tenaga pada otaknya untuk berkonsentrasi pada bidang lain dalam hidupnya.
Itulah yang menyebabkan orang yang hidup berkekurangan secara finansial cenderung membuat keputusan buruk yang malah memperparah situasi mereka.
Menurut studi yang dipublikasikan di jurnal Science itu, seseorang yang sudah kelelahan memutar otak untuk membayar tagihan, dengan sedikit "mental bandwith" yang tersisa untuk memikirkan masalah pendidikan, pelatihan, manajemen waktu dan langkah-langkah lain, dapat membantu mereka keluar dari lingkaran kemiskinan.
"Dulu, catatan mengenai kemiskinan menyalahkan orang miskin karena kegagalan personal mereka atau lingkungan yang tidak kondusif untuk sukses," kata pemimpin peneliti Jiaying Zhao, yang adalah profesor pada Universitas British Columbia, jurusan psikologi.
"Kami membantah itu dan berpendapat kemiskinanlah yang telah merusak fungsi kognitif mereka, yang menghambat kemampuan individual untuk membuat keputusan bagus, menjadi miskin mengakibatkan kemiskinan menjadi lebih parah," katanya.
Hasil penelitian itu juga menekankan masalah keuangan berdampak negatif langsung jepada kemampuan individu berpenghasilan rendah dalam mengerjakan tes kognitif umum dan logika.
Rata-rata orang yang disibukkan dengan masalah keuangan mengalami penurunan fungsi kognitif setara dengan 13-titik dalam IQ.
Dalam percobaan lain, para peneliti mendapati kinerja kognitif petani berkurang sebelum hasil panen dibayar, sebaliknya setelah dibayar fungsi kognitif bekerja dengan baik.
Kemiskinan merusak fungsi kognitif manusia
30 Agustus 2013 13:46 WIB
(ANTARA/Mohammad Ayudha)
Penerjemah: Ida Nurcahyani
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013
Tags: