Titik panas di Riau berkurang akibat hujan
30 Agustus 2013 13:28 WIB
Asap pekat menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau, Selasa (27/8). Kota Pekanbaru kembali diselimuti asap sisa kebakaran hutan dan lahan, yang merupakan kondisi terparah sejak bulan Juni lalu pemerintah menetapkan status darurat asap akibat asap sempat mencapai Singapura dan Malaysia. (ANTARA FOTO/FB Anggoro)
Pekanbaru (ANTARA News) - Hujan yang terjadi di sejumlah kabupaten dan kota di Riau menyebabkan jumlah titik panas berkurang drastis, demikian menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
Satelit pemantau cuaca dan pendeteksi titik panas (NOAA 18) pada Jumat, merekam keberadaan titik panas di Riau hanya tinggal empat, jauh berkurang dibandingkan sebelumnya yang sempat mencapai 37 titik.
Empat titik panas yang diindikasi sebagai peristiwa kebakaran hutan atau lahan itu terekam berada di Indragiri Hulu (dua titik) dan Indragiri Hilir serta Kuantan Singingi masing-masing terdapat satu titik.
Sebelumnya, satelit yang sama merekam titik panas tersebar di sebanyak delapan wilayah kabupaten dan kota.
"Alhamdulillah, upaya hujan buatan dengan menerapkan teknologi modifikasi cuaca kemarin berhasil menghasilkan hujan di beberapa wilayah sehingga titik panas berkurang," kata Humas BNPB Agus Wibowo lewat telekomunikasi kepada Antara di Pekanbaru.
Namun menurut pantauan satelit Terra dan Aqua yang dirilis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, di daratan Riau masih terdeteksi sebanyak 61 titik panas yang tersebar di sejumlah kabupaten.
Titik panas terbanyak di Kabupaten Indragiri Hilir yakni mencapai 28 titik, kemudian di Kabupaten Pelalawan terdeteksi sebanyak 22 titik, Kabupaten Indragiri Hulu 18 titik, Kampar 2 titik, serta Kuantan Singingi terdeteksi satu titik panas.
Sementara itu, BMKG Stasiun Pekanbaru memprakirakan hampir seluruh wilayah kabupaten dan kota di Riau berpeluang terjadi hujan dengan intensitas ringan - sedang.
Walau demikian, analis lembaga pemantau cuaca ini memprediksi tingkat kebakaran lahan atau hutan di Riau rata-rata masih cukup tinggi.
Masyarakat pun diimbau untuk tidak melakukan pembersihan lahan dengan cara membakar.
Satelit pemantau cuaca dan pendeteksi titik panas (NOAA 18) pada Jumat, merekam keberadaan titik panas di Riau hanya tinggal empat, jauh berkurang dibandingkan sebelumnya yang sempat mencapai 37 titik.
Empat titik panas yang diindikasi sebagai peristiwa kebakaran hutan atau lahan itu terekam berada di Indragiri Hulu (dua titik) dan Indragiri Hilir serta Kuantan Singingi masing-masing terdapat satu titik.
Sebelumnya, satelit yang sama merekam titik panas tersebar di sebanyak delapan wilayah kabupaten dan kota.
"Alhamdulillah, upaya hujan buatan dengan menerapkan teknologi modifikasi cuaca kemarin berhasil menghasilkan hujan di beberapa wilayah sehingga titik panas berkurang," kata Humas BNPB Agus Wibowo lewat telekomunikasi kepada Antara di Pekanbaru.
Namun menurut pantauan satelit Terra dan Aqua yang dirilis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, di daratan Riau masih terdeteksi sebanyak 61 titik panas yang tersebar di sejumlah kabupaten.
Titik panas terbanyak di Kabupaten Indragiri Hilir yakni mencapai 28 titik, kemudian di Kabupaten Pelalawan terdeteksi sebanyak 22 titik, Kabupaten Indragiri Hulu 18 titik, Kampar 2 titik, serta Kuantan Singingi terdeteksi satu titik panas.
Sementara itu, BMKG Stasiun Pekanbaru memprakirakan hampir seluruh wilayah kabupaten dan kota di Riau berpeluang terjadi hujan dengan intensitas ringan - sedang.
Walau demikian, analis lembaga pemantau cuaca ini memprediksi tingkat kebakaran lahan atau hutan di Riau rata-rata masih cukup tinggi.
Masyarakat pun diimbau untuk tidak melakukan pembersihan lahan dengan cara membakar.
Pewarta: Fazar Muhardi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013
Tags: