Labuan Bajo (ANTARA) -
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyebutkan komitmen investasi di lahan otorita Parapuar, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang dikelola Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) mencapai 32 juta dolar Amerika Serikat (AS).

"Hari ini MoU (Memorandum of Understanding) Dusit International bernilai 15 juta dolar dan Eiger Coffee 1,2 juta dolar dan ini betapa besar potensi pengembangan dari Labuan Bajo, jadi untuk RPJMN di badan otorita ada 46 potensi investasi di wilayah Labuan Bajo 25 potensial investor atau investor yang berminat di kawasan otoritatif yang 400 hektare ini dan 21 lainnya di kawasan koordinatif," kata Sandiaga, di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi NTT, Selasa.

Sandiaga juga menjelaskan lebih khusus lahan otorita Parapuar zona satu seluas 129 ha telah mengantongi sertifikat hak pengelolaan (HPL) dari Kementerian ATR/BPN pada September 2023 lalu, dan terdapat sebanyak 10 lot di zona satu yang ditawarkan untuk pengembangan pariwisata ke depannya. Terdapat sebanyak empat zona yang akan dikembangkan di Parapuar.

Pembangunan di zona satu Parapuar akan dimulai Februari nanti oleh Eiger, sementara Dusit International tahun ini memulai pembangunan dengan feasibility study (studi kelayakan), sebelum membangun konstruksi bangunan di tahun 2025 dan akan beroperasi pada tahun 2028.

"Ada tenaga kerja yang akan diserap sekitar 10.000 lapangan kerja dengan Parapuar Development ini, dengan tiga desa penyangga lahan otorita, dan tentunya dengan sertifikasi profesi, pelatihan dan beasiswa Floratama, kita harapkan menjadi sebuah destinasi yang sangat strategis," katanya lagi.

Sandiaga menjelaskan target investasi di zona satu Parapuar mencapai 50 juta dolar AS.

"Target awal ini ada dua sampai lima investor, yang hari ini tanda tangan dua investor dan kami akan dorong lagi untuk sampai lima investor paling tidak untuk pencapaian target 50 juta dolar AS yang akan diinvestasikan di Parapuar Zona 1 ini," katanya pula.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama BPOLBF Fransiskus Teguh menargetkan hingga 25 investor untuk pengembangan Parapuar.

"Ada 10 lot untuk zona pertama ada 4 zona, tapi tentu komitmen kami bertahap, kami targetkan kalau bisa diisi di kawasan 129 ha ini dengan investasi ya mungkin 20-25 investor komitmennya. Tentu seperti mas Menteri sampaikan 50 juta dolar AS tadi sebagai nilai investasi ke depan yang kami proyeksikan," katanya pula.

Menurut dia, hal terpenting dalam pengembangan Parapuar adalah penciptaan lapangan pekerjaan dan peningkatan ekonomi daerah serta konsep pembangunan yang mengedepankan aspek ekologis.

"Tentu yang penting kami berorientasi pada penataan kawasan yang ramah lingkungan yaitu kami memperhatikan aspek-aspek ekologis, termasuk bangunannya disesuaikan dengan kontur, menyangkut suplai air itu juga hal yang perlu kita perhatikan termasuk pemberdayaan masyarakat," katanya lagi.
Baca juga: Kemenparekraf harap kawasan Parapuar Labuan Bajo mampu jaring investor
Baca juga: BPOLBF majukan Parapuar Labuan Bajo jadi kawasan wisata terpadu