Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah pada Rabu pagi belum bergerak nilainya atau stagnan di posisi Rp11.260 per dolar AS seiring dengan antisipasi pelaku pasar uang terhadap rencana pemerintah AS untuk invasi militer ke Suriah.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi belum bergerak nilainya atau stagnan di posisi Rp11.260 per dolar AS.

"Rencana AS untuk melakukan invasi militer ke Suriah menambah ketidakpastian masalah `tappering` stimulus The Fed," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada, di Jakarta, Rabu.

Kondisi itu, lanjut dia, dapat menambah sentimen negatif terhadap mata uang negara berkembang dan membuat tukar rupiah akan bervariasi disertai dengan aksi lepas posisi.

"Sama halnya dengan kondisi pasar saham, belum adanya sentimen positif di pasar uang akan membuat laju rupiah masih tetap berada di area negatif," kata dia.

Kepala Riset Monex Investindo futures, Ariston Tjendra menambahkan perkembangan situasi di Suriah dapat memicu kecemasan di pasar keuangan global sehingga membawa aset dinilai aman untuk menjaga nilai akan diburu investor.

"Aset `safe haven` akan diburu investor seperti dolar AS dan logam mulia," kata dia.

Ia menambahkan investor saat ini juga cenderung mengurangi "carry trade" seiring meningkatnya risiko bahwa internasional akan merespon secara tegas aksi Suriah, sehingga akan mendorong mata uang negara-negara berkembang cenderung melemah.