Pemilu 2024
BRIN: Transisi energi harus dilakukan untuk mencapai nol emisi karbon
22 Januari 2024 10:10 WIB
Ilustrasi - Foto udara kincir angin Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Tolo di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan. ANTARA FOTO/Arnas Padda/nym/am.
Jakarta (ANTARA) - Kepala Pusat Riset Konversi dan Konservasi Energi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Cuk Supriyadi Ali Nandar mengemukakan bahwa transisi energi harus dilakukan untuk mencapai target penurunan emisi karbon hingga menjadi nol emisi karbon pada 2060.
"Transisi energi harus dilakukan untuk memenuhi komitmen pemerintah dalam penurunan emisi dan target Net Zero Emission pada tahun 2060 atau lebih cepat," katanya kepada ANTARA di Jakarta, Senin, ketika dimintai tanggapan mengenai pembahasan soal transisi energi dalam debat calon wakil presiden pada Minggu (21/1) malam.
Dia menyampaikan bahwa target pemerintah untuk mencapai dalam mencapai Net Zero Emission (NZE)
atau nol emisi karbon pada 2060 tertuang dalam Roadmap NZE 2060 atau Lebih Cepat.
NZE atau nol emisi karbon adalah kondisi ketika jumlah karbon yang dilepaskan ke atmosfer tidak melebihi jumlah emisi yang mampu diserap oleh bumi.
Transisi dari sistem energi yang diterapkan sekarang ke sistem energi bersih harus dilakukan guna mewujudkan kondisi tersebut.
Cuk menyampaikan bahwa peta jalan untuk mewujudkan NZE tahun 2060 mencakup strategi elektrifikasi, pengembangan energi baru dan terbarukan, pengembangan bahan bakar nabati, dan penangguhan izin pembangunan pembangkit listrik tenaga uap baru.
Dalam upaya untuk mewujudkan nol emisi karbon, ia menjelaskan, juga dilakukan penerapan mekanisme penangkapan, penyimpanan, dan pemanfaatan karbon; efisiensi energi; serta pemanfaatan sumber energi baru seperti nuklir, hidrogen, dan amonia.
Cuk mengemukakan bahwa Indonesia memiliki potensi energi surya sebesar 3.294 Gigawatt (GW), energi bayu atau angin sebesar 155 GW, dan energi hidro atau air sebesar 95 GW.
Pemanfaatan potensi energi surya, angin, dan air, menurut dia, baru berturut-turut sebesar 314,8 Megawatt (MW), 154,3 MW, dan 6.696 MW.
Dalam debat keempat calon wakil presiden yang temanya meliputi energi, sumber daya alam, pangan, pajak karbon, lingkungan hidup, agraria, dan masyarakat adat pada pada Minggu (21/1) malam, calon wakil presiden nomor urut satu Muhaimin Iskandar mengatakan bahwa transisi ke energi baru dan terbarukan harus dilakukan.
Calon wakil presiden nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka juga berjanji melanjutkan upaya transisi energi yang dijalankan oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Dalam visi misinya, calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut tiga Ganjar Pranowo dan Mahfud MD juga berkomitmen mengurangi emisi gas rumah kaca dengan memelihara hutan, memangkas emisi kendaraan dan industri, dan melakukan transisi energi menuju nol emisi karbon.
Baca juga:
Muhaimin: Praktik pajak karbon bisa dilakukan dengan transisi energi
Gibran sebut transisi energi hijau tidak murah
"Transisi energi harus dilakukan untuk memenuhi komitmen pemerintah dalam penurunan emisi dan target Net Zero Emission pada tahun 2060 atau lebih cepat," katanya kepada ANTARA di Jakarta, Senin, ketika dimintai tanggapan mengenai pembahasan soal transisi energi dalam debat calon wakil presiden pada Minggu (21/1) malam.
Dia menyampaikan bahwa target pemerintah untuk mencapai dalam mencapai Net Zero Emission (NZE)
atau nol emisi karbon pada 2060 tertuang dalam Roadmap NZE 2060 atau Lebih Cepat.
NZE atau nol emisi karbon adalah kondisi ketika jumlah karbon yang dilepaskan ke atmosfer tidak melebihi jumlah emisi yang mampu diserap oleh bumi.
Transisi dari sistem energi yang diterapkan sekarang ke sistem energi bersih harus dilakukan guna mewujudkan kondisi tersebut.
Cuk menyampaikan bahwa peta jalan untuk mewujudkan NZE tahun 2060 mencakup strategi elektrifikasi, pengembangan energi baru dan terbarukan, pengembangan bahan bakar nabati, dan penangguhan izin pembangunan pembangkit listrik tenaga uap baru.
Dalam upaya untuk mewujudkan nol emisi karbon, ia menjelaskan, juga dilakukan penerapan mekanisme penangkapan, penyimpanan, dan pemanfaatan karbon; efisiensi energi; serta pemanfaatan sumber energi baru seperti nuklir, hidrogen, dan amonia.
Cuk mengemukakan bahwa Indonesia memiliki potensi energi surya sebesar 3.294 Gigawatt (GW), energi bayu atau angin sebesar 155 GW, dan energi hidro atau air sebesar 95 GW.
Pemanfaatan potensi energi surya, angin, dan air, menurut dia, baru berturut-turut sebesar 314,8 Megawatt (MW), 154,3 MW, dan 6.696 MW.
Dalam debat keempat calon wakil presiden yang temanya meliputi energi, sumber daya alam, pangan, pajak karbon, lingkungan hidup, agraria, dan masyarakat adat pada pada Minggu (21/1) malam, calon wakil presiden nomor urut satu Muhaimin Iskandar mengatakan bahwa transisi ke energi baru dan terbarukan harus dilakukan.
Calon wakil presiden nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka juga berjanji melanjutkan upaya transisi energi yang dijalankan oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Dalam visi misinya, calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut tiga Ganjar Pranowo dan Mahfud MD juga berkomitmen mengurangi emisi gas rumah kaca dengan memelihara hutan, memangkas emisi kendaraan dan industri, dan melakukan transisi energi menuju nol emisi karbon.
Baca juga:
Muhaimin: Praktik pajak karbon bisa dilakukan dengan transisi energi
Gibran sebut transisi energi hijau tidak murah
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2024
Tags: