Jakarta (ANTARA News) - Pelaksana tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang Brodjonegoro meminta adanya respon yang lebih memadai dari Bank Indonesia untuk mengatasi gejolak di pasar keuangan, yang terjadi akibat pelemahan rupiah dan anjloknya bursa saham.

"Ini tren moneter dan fiskal, jadi harus ada respon kebijakan dari dua sisi. Kita berharap dari Bank Indonesia ada kebijakan yang bisa langsung menjawab apa yang terjadi di pasar pada hari-hari ini," ujarnya di Jakarta, Selasa.

Bambang tidak mengatakan respon terbaik yang harus diambil otoritas moneter untuk mengatasi masalah yang ada di pasar keuangan, namun ia menegaskan harus ada kebijakan yang diambil untuk menenangkan para pelaku pasar.

Ia menambahkan kebijakan tersebut dibutuhkan sebagai respon dalam jangka pendek untuk menjawab persoalan, serta mendukung paket kebijakan ekonomi makroprudensial yang sebelumnya telah diterbitkan Bank Indonesia.

"Kita perlu ada semacam kebijakan yang bisa address concern investor di satu sisi tapi jangan kita harus mengalami pengorbanan yang terlalu besar," ujarnya.

Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa sore, kembali ditutup tertekan ke bawah level 4.000 poin yang didorong dari kombinasi sentimen negatif domestik dan global.

IHSG BEI ditutup turun 152,83 poin atau 3,71 persen ke posisi 3.967,84, sementara indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 26,02 poin (3,84 persen) ke level 651,87.

"Kombinasi sentimen negatif dari domestik dan global masih mendorong indeks BEI bergerak melemah," ujar Direktur CIMB Principal Asset Management Fajar R Hidayat di Jakarta.

Menurut Fajar, kebijakan yang dikeluarkan pemerintah untuk menahan sentimen dari global belum ditanggapi positif oleh investor, karena pelaku pasar menilai bahwa kebijakan itu lebih bersifat jangka panjang.

Bursa regional, diantaranya indeks Hang Seng melemah 130,55 poin (0,59 persen) ke level 21.874,77, indeks Nikkei-225 turun 93,91 poin (0,69 persen) ke level 13.542,37, dan Straits Times melemah 50,97 poin (1,65 persen) ke posisi 3.034,91.

Sementara, nilai tukar rupiah terus melanjutkan pelemahan ke posisi Rp11.260 per dolar AS dari sebelumnya Rp10.840 per dolar AS, melemah 420 poin, seiring dengan bertambahnya sentimen negatif dari situasi eksternal yakni konflik di Suriah.
(S034/Z003)