Wulanggitang (ANTARA) - Tim SAR Gabungan memperkuat pengawasan di daerah yang masuk dalam sektoral enam kilometer pada arah utara-timur laut dari Gunung Lewotobi Laki-laki Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Kami selalu memantau secara langsung ke rumah-rumah warga untuk memastikan bahwa benar-benar warga tidak berada di rumah lagi," kata Komandan Tim Basarnas Maumere untuk Bencana Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki Riswan Dwiputra usai patroli di Wulanggitang Flores Timur, Sabtu malam.

Patroli merujuk pada rekomendasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) bahwa masyarakat dilarang melakukan aktivitas apa pun pada radius lima kilometer dari pusat erupsi dan sektoral enam kilometer pada utara dan timur laut.

Dua wilayah yang masuk dalam radius itu yakni Nobo dan Nurabelen di Kecamatan Ile Bura.

"Karena sesuai pengamatan visual terhadap aliran lava pijaran dari gunung mengarah ke desa Nurabelen yang sudah cukup dekat dengan permukiman," katanya.

Dalam beberapa kali pemantauan ke dua desa itu, katanya, masih ditemukan adanya warga yang beraktivitas atau sekadar mengambil foto gunung api atau lava yang mengalir ke arah desa.

Karena itu, pengawasan diperketat agar warga tidak memasuki wilayah itu untuk berfoto atau tidur di rumah.

Ia juga mengimbau warga untuk tidak berlama-lama masuk dalam area yang ia sebut sebagai zona merah itu.

"Kami berharap ke depan tidak ada lagi warga yang berada di zona merah meskipun kepentingannya hanya untuk mengambil gambar," katanya menegaskan.

Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki mencatat guguran dengan jarak luncur sejauh 1.000 meter mengarah ke utara dalam rentang waktu enam jam terakhir.

Sinar api dan guguran lava pijar juga masih teramati ke arah utara dan timur laut.