Kemenparekraf menargetkan kunjungan 1 juta wisman Tiongkok 2024
20 Januari 2024 22:14 WIB
Direktur Pemasaran Pariwisata Regional I Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Wisnu Sindhutrisno saat diwawancara terkait target kunjungan wisman Tiongkok, di Badung, Bali, Sabtu (20/1/2024). ANTARA/Ni Putu Putri Muliantari
Badung (ANTARA) - Direktur Pemasaran Pariwisata Regional I Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Wisnu Sindhutrisno mengatakan pihaknya menargetkan kunjungan 1 juta-1,5 juta wisatawan mancanegara (wisman) Tiongkok tahun 2024, dengan kehadiran wisman ini dinilai bisa memberikan pemerataan pariwisata di Indonesia.
“Tahun lalu kita target 361 ribu wisman Tiongkok, tercapai 707 ribu. Tahun ini dinaikkan targetnya menjadi 1 juta-1,5 juta, ini akan dibawa oleh 13 penerbangan dengan sejauh ini kapasitas kursi kita hitung sampai 1,1 juta,“ kata Wisnu, di Kabupaten Badung, Bali, Sabtu.
Adapun alasan pemerataan ini lantaran Kemenparekraf melihat ada pola baru berwisata warga Tiongkok, yaitu 65 persen dari mereka adalah anak muda dengan durasi berwisata lebih panjang dan menyukai kegiatan petualangan, alam, dan kultur.
“Pemerataan itu yang kami dorong, makanya dalam semua program promosi ke Tiongkok di tahun ini adalah desa wisata, homestay, dan beberapa destinasi yang kembali ke komunitas di desa-desa. Seperti di Yogyakarta bikin cokelat dan mandikan kerbau, pengalaman itu yang kami dorong untuk mereka rasakan,” ujar Wisnu pula.
Menurutnya, karakter baru itu terlihat berkat bantuan internet, terpantau para wisman Tiongkok lebih betah mendatangi objek pendakian, petualangan di alam, dan menyelam, dimana objek-objek ini tersebar tak hanya di Bali, mereka juga datang tidak hanya saat musim liburan pertengahan dan akhir tahun, melainkan empat musim.
“Kebetulan China ini punya empat kali waktu liburan selama setahun dan itu seperti Chinese New Year itu adalah musim sepi Februari-Maret dan September-Oktober, itu kita dorong,” kata dia lagi.
Untuk penerbangan langsung paling potensial menurut Wisnu adalah dari Shanghai, Guangzhou, dan Beijing, disusul bagian Hong Kong dan Taiwan.
Hingga saat ini diketahui kunjungan dari China ke Indonesia khususnya Bali masih menduduki posisi keempat di bawah Australia dan India, namun ini diprediksi akibat belum 100 persennya warga mereka melakukan perjalanan ke luar negeri.
Seperti Indonesia, sebagian besar warga di sana diarahkan untuk berwisata ke dalam negeri, sehingga 2023 saja baru 40 persen dari mereka yang keluar, dan angkanya sekitar 10 juta orang dari catatan Kemenparekraf.
“Kami akan tingkatkan promosinya, tapi mulai tahun ini Pemerintah China sudah kelihatan mulai terbuka dan oke akan membuat perjalanan ke luar negeri. Kami punya kerja sama terpadu dengan beberapa industri pariwisata besar di sana untuk mendorong, di samping itu juga mendorong peningkatan konektivitas penerbangan,” ujarnya pula.
Baca juga: Kemenparekraf gelar misi penjualan dengan target wisman asal Tiongkok
Baca juga: Sandiaga tarik wisatawan China melalui pemasaran digital tertarget
“Tahun lalu kita target 361 ribu wisman Tiongkok, tercapai 707 ribu. Tahun ini dinaikkan targetnya menjadi 1 juta-1,5 juta, ini akan dibawa oleh 13 penerbangan dengan sejauh ini kapasitas kursi kita hitung sampai 1,1 juta,“ kata Wisnu, di Kabupaten Badung, Bali, Sabtu.
Adapun alasan pemerataan ini lantaran Kemenparekraf melihat ada pola baru berwisata warga Tiongkok, yaitu 65 persen dari mereka adalah anak muda dengan durasi berwisata lebih panjang dan menyukai kegiatan petualangan, alam, dan kultur.
“Pemerataan itu yang kami dorong, makanya dalam semua program promosi ke Tiongkok di tahun ini adalah desa wisata, homestay, dan beberapa destinasi yang kembali ke komunitas di desa-desa. Seperti di Yogyakarta bikin cokelat dan mandikan kerbau, pengalaman itu yang kami dorong untuk mereka rasakan,” ujar Wisnu pula.
Menurutnya, karakter baru itu terlihat berkat bantuan internet, terpantau para wisman Tiongkok lebih betah mendatangi objek pendakian, petualangan di alam, dan menyelam, dimana objek-objek ini tersebar tak hanya di Bali, mereka juga datang tidak hanya saat musim liburan pertengahan dan akhir tahun, melainkan empat musim.
“Kebetulan China ini punya empat kali waktu liburan selama setahun dan itu seperti Chinese New Year itu adalah musim sepi Februari-Maret dan September-Oktober, itu kita dorong,” kata dia lagi.
Untuk penerbangan langsung paling potensial menurut Wisnu adalah dari Shanghai, Guangzhou, dan Beijing, disusul bagian Hong Kong dan Taiwan.
Hingga saat ini diketahui kunjungan dari China ke Indonesia khususnya Bali masih menduduki posisi keempat di bawah Australia dan India, namun ini diprediksi akibat belum 100 persennya warga mereka melakukan perjalanan ke luar negeri.
Seperti Indonesia, sebagian besar warga di sana diarahkan untuk berwisata ke dalam negeri, sehingga 2023 saja baru 40 persen dari mereka yang keluar, dan angkanya sekitar 10 juta orang dari catatan Kemenparekraf.
“Kami akan tingkatkan promosinya, tapi mulai tahun ini Pemerintah China sudah kelihatan mulai terbuka dan oke akan membuat perjalanan ke luar negeri. Kami punya kerja sama terpadu dengan beberapa industri pariwisata besar di sana untuk mendorong, di samping itu juga mendorong peningkatan konektivitas penerbangan,” ujarnya pula.
Baca juga: Kemenparekraf gelar misi penjualan dengan target wisman asal Tiongkok
Baca juga: Sandiaga tarik wisatawan China melalui pemasaran digital tertarget
Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024
Tags: