ITDC olah limbah cair dan sampah dukung wisata hijau
20 Januari 2024 12:29 WIB
ITDC olah limbah cair kawasan wisata the Nusa Dua yang dimanfaatkan kembali untuk menyiram tanaman di Lagoon, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu (20/1/2024) ANTARA/HO-ITDC the Nusa Dua.
Denpasar (ANTARA) - BUMN PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (ITDC) yang mengelola kawasan the Nusa Dua di Kabupaten Badung, Bali, mengolah limbah cair dan sampah organik dan anorganik untuk mendukung wisata hijau berkelanjutan.
“Melalui langkah konkret itu, kami berharap dapat memberikan pengalaman wisata terbaik dengan tetap memprioritaskan keberlanjutan lingkungan,” kata Direktur Operasi ITDC Troy Warokka di Denpasar, Sabtu.
Ia menjelaskan pengelolaan sampah dilakukan secara terpadu dan mandiri yang sudah dilakukan selama 50 tahun di kawasan elit tersebut.
Berdasarkan data BUMN itu, per hari rata-rata produksi limbah cair mencapai sekitar 6.000 meter kubik atau per bulan mencapai sekitar 170 ribu meter kubik.
Limbah cair itu kemudian diolah di kolam-kolam kawasan Lagoon, Nusa Dua, di atas lahan seluas total 20 hektare dengan kapasitas olahan mencapai 10 ribu meter kubik per hari.
Sebanyak 90 persen dari limbah cair yang diolah itu digunakan untuk menyiram tanaman dan rumput yang ada di kawasan mewah seluas sekitar 350 hektare tersebut.
Sedangkan untuk sampah, pihaknya memilah sampah organik dan anorganik misalnya plastik, kertas, bahan berbahaya hingga residu.
Setiap bulan, di kawasan perhotelan mewah itu menghasilkan sebanyak 481 meter kubik volume sampah organik atau mencapai 81 persen dan 115 meter kubik volume sampah anorganik atau mencapai 19 persen.
Dari 482 meter kubik volume sampah organik kemudian diolah kembali menjadi pupuk yang rata-rata diproduksi mencapai 29 meter kubik tiap bulan di fasilitas kompos Lagoon.
Sedangkan sampah anorganik berupa residu dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung Denpasar dan sampah anorganik berupa plastik, botol dan kertas dikelola oleh mitra ketiga.
Kawasan the Nusa Dua memiliki total sekitar 5.485 kamar yang tersebar di 22 hotel bintang lima dan vila mewah serta memiliki fasilitas ruang pertemuan yang dapat menampung sekitar 21.000 delegasi.
Selain dikenal dengan hunian tamu menginap dan wisata konferensi (MICE), kawasan itu juga menawarkan daya tarik wisata pantai, wisata air, wisata olahraga, atraksi seni budaya, wisata belanja, kuliner hingga wisata alam ombak pemecah karang atau waterblow.
Baca juga: ITDC catat hunian hotel di Nusa Dua Bali capai 73 persen libur Natal
Baca juga: ITDC bangun jaringan air bersih dan pipa gas alam
Baca juga: ITDC anggarkan Rp40 miliar peremajaan kawasan the Nusa Dua Bali 2024
“Melalui langkah konkret itu, kami berharap dapat memberikan pengalaman wisata terbaik dengan tetap memprioritaskan keberlanjutan lingkungan,” kata Direktur Operasi ITDC Troy Warokka di Denpasar, Sabtu.
Ia menjelaskan pengelolaan sampah dilakukan secara terpadu dan mandiri yang sudah dilakukan selama 50 tahun di kawasan elit tersebut.
Berdasarkan data BUMN itu, per hari rata-rata produksi limbah cair mencapai sekitar 6.000 meter kubik atau per bulan mencapai sekitar 170 ribu meter kubik.
Limbah cair itu kemudian diolah di kolam-kolam kawasan Lagoon, Nusa Dua, di atas lahan seluas total 20 hektare dengan kapasitas olahan mencapai 10 ribu meter kubik per hari.
Sebanyak 90 persen dari limbah cair yang diolah itu digunakan untuk menyiram tanaman dan rumput yang ada di kawasan mewah seluas sekitar 350 hektare tersebut.
Sedangkan untuk sampah, pihaknya memilah sampah organik dan anorganik misalnya plastik, kertas, bahan berbahaya hingga residu.
Setiap bulan, di kawasan perhotelan mewah itu menghasilkan sebanyak 481 meter kubik volume sampah organik atau mencapai 81 persen dan 115 meter kubik volume sampah anorganik atau mencapai 19 persen.
Dari 482 meter kubik volume sampah organik kemudian diolah kembali menjadi pupuk yang rata-rata diproduksi mencapai 29 meter kubik tiap bulan di fasilitas kompos Lagoon.
Sedangkan sampah anorganik berupa residu dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung Denpasar dan sampah anorganik berupa plastik, botol dan kertas dikelola oleh mitra ketiga.
Kawasan the Nusa Dua memiliki total sekitar 5.485 kamar yang tersebar di 22 hotel bintang lima dan vila mewah serta memiliki fasilitas ruang pertemuan yang dapat menampung sekitar 21.000 delegasi.
Selain dikenal dengan hunian tamu menginap dan wisata konferensi (MICE), kawasan itu juga menawarkan daya tarik wisata pantai, wisata air, wisata olahraga, atraksi seni budaya, wisata belanja, kuliner hingga wisata alam ombak pemecah karang atau waterblow.
Baca juga: ITDC catat hunian hotel di Nusa Dua Bali capai 73 persen libur Natal
Baca juga: ITDC bangun jaringan air bersih dan pipa gas alam
Baca juga: ITDC anggarkan Rp40 miliar peremajaan kawasan the Nusa Dua Bali 2024
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024
Tags: