Pengusaha tahu di Tasikmalaya kurangi produksi
26 Agustus 2013 18:15 WIB
Perajin mengolah kedelai untuk dijadikan tahu di sentra perajin tahu, di Kampung Nagrog, Kecamatan Indihiang, Tasikmalaya, Jabar, Senin (26/8). Untuk mengatasi kenaikan harga kedelai yang mencapai Rp 9.300 per kilogram, pengusaha tahu terpaksa mengurangi produksinya dan mengurangi ukuran tahu. (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)
Tasikmalaya (ANTARA News) - Sejumlah pengusaha makanan olahan tempe di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, mengurangi produksi tahu dan menaikan harga jual akibat kenaikan harga beli bahan baku kacang kedelai impor.
"Akibat harga kedelai naik, saya terpaksa menurunkan produksi tahu yang biasanya mencapai satu kuintal sekarang hanya 80 kilogram per hari," kata Iis (51) pembuat tahu asal Kecamatan Tanjungjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Senin.
Ia menuturkan, harga jual tahu juga terpaksa dinaikan dari semula Rp2.000 naik menjadi Rp2.500 per kantong dengan isi 10 potong tahu.
Menurut dia, menaikan harga jual dan mengurangi produksi tahu setiap harinya sebagai upaya mensiasati agar usaha pembuatan tahu tetap beroperasi meskipun kacang kedelai naik.
"Saya harap harga kedelai kembali normal, pemerintah secepatnya bisa mengatasi kenaikan kedelai ini," katanya.
Pengusaha tahu dan tempe lainnya, Yono (45) mengatakan harga kacang kedelai yang dibeli dari koperasi sudah mencapai Rp9300, semula hanya Rp6.300 per kg.
Dampak kenaikan harga bahan baku tahu dan tempe itu, Yono terpaksa mengurangi produksi dan mengecilkan ukuran tempe dan tahu yang diproduksinya.
"Saya hanya mengurangi produksi dan memperkecil ukuran, tidak menaikan harga jual, karena kalau dinaikan akan susah menjualnya," kata pemilik usaha tahu di Desa Singasari, Kecamatan Singaparna, Tasikmalaya itu.
Ia berharap pemerintah segera mengatasi kenaikan harga kacang kedelai agar pelaku usaha tahu dan tempe dapat bertahan menjalankan usahanya.
Jika harga bahan baku bertahan atau terus naik, menurut Yono, tentunya akan membuat para pelaku usaha tahu dan tempe merugi bahkan akan berhenti produksi.
"Stok kedelai setiap hari aman, tapi harganya naik, kondisi seperti ini tidak tahu sampai kapan, diharapkan secepatnya harga kedelai turun," kata Yono.
(KR-FPM/Y003)
"Akibat harga kedelai naik, saya terpaksa menurunkan produksi tahu yang biasanya mencapai satu kuintal sekarang hanya 80 kilogram per hari," kata Iis (51) pembuat tahu asal Kecamatan Tanjungjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Senin.
Ia menuturkan, harga jual tahu juga terpaksa dinaikan dari semula Rp2.000 naik menjadi Rp2.500 per kantong dengan isi 10 potong tahu.
Menurut dia, menaikan harga jual dan mengurangi produksi tahu setiap harinya sebagai upaya mensiasati agar usaha pembuatan tahu tetap beroperasi meskipun kacang kedelai naik.
"Saya harap harga kedelai kembali normal, pemerintah secepatnya bisa mengatasi kenaikan kedelai ini," katanya.
Pengusaha tahu dan tempe lainnya, Yono (45) mengatakan harga kacang kedelai yang dibeli dari koperasi sudah mencapai Rp9300, semula hanya Rp6.300 per kg.
Dampak kenaikan harga bahan baku tahu dan tempe itu, Yono terpaksa mengurangi produksi dan mengecilkan ukuran tempe dan tahu yang diproduksinya.
"Saya hanya mengurangi produksi dan memperkecil ukuran, tidak menaikan harga jual, karena kalau dinaikan akan susah menjualnya," kata pemilik usaha tahu di Desa Singasari, Kecamatan Singaparna, Tasikmalaya itu.
Ia berharap pemerintah segera mengatasi kenaikan harga kacang kedelai agar pelaku usaha tahu dan tempe dapat bertahan menjalankan usahanya.
Jika harga bahan baku bertahan atau terus naik, menurut Yono, tentunya akan membuat para pelaku usaha tahu dan tempe merugi bahkan akan berhenti produksi.
"Stok kedelai setiap hari aman, tapi harganya naik, kondisi seperti ini tidak tahu sampai kapan, diharapkan secepatnya harga kedelai turun," kata Yono.
(KR-FPM/Y003)
Pewarta: Feri P
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013
Tags: